MAKASSAR, UNHAS.TV - Universitas Hasanuddin (Unhas) menurunkan kuota penerimaan mahasiswa baru melalui jalur mandiri pada tahun akademik 2025.
Unhas hanya menggunakan kuota sebanyak 19,62 persen pada jalur mandiri ini, jauh di bawah batas maksimal 50 persen yang diperbolehkan dalam regulasi nasional.
Sebaliknya, Unhas meningkatkan porsi penerimaan melalui jalur prestasi nasional (SNBP) menjadi 27 persen, sementara jalur berbasis tes (SNBT) atau Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) dengan kuota 52,74 persen.
Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Unhas, Prof drg Muhammad Ruslin MKes PhD SpBM(K), mengatakan bahwa langkah ini mencerminkan komitmen Unhas untuk menempatkan prestasi sebagai dasar utama dalam penerimaan mahasiswa.
"Unhas hanya memberi kuota 19,62 persen untuk jalur mandiri di tahun 2025. Padahal, kami punya ruang menerima hingga 50 persen," tegas Prof Ruslin meluruskan berbagai anggapan.
"Ini bukti bahwa kami lebih mengutamakan seleksi berdasarkan prestasi akademik, bukan kemampuan kemampuan finansial (jalur mandiri)," ujar guru besar bidang bedah mulut FKG Unhas itu.
.webp)
Wakil Rektor BIdang Akademik dan Kemahasiswaan Unhas Prof drg Muhammad Ruslin MKes PhD SpBM (K). (dok unhas.tv)
Ia menambahkan bahwa keputusan ini tidak muncul tiba-tiba. Langkah ini dinilai sebagai bentuk keberpihakan terhadap prinsip inklusivitas dan keadilan dalam pendidikan tinggi.
Sejak 2023, Unhas secara konsisten menurunkan kuota jalur mandiri dari 28,04 persen menjadi 21,56 persen di 2024, dan kini di tahun 2025 sudah berada di bawah 20 persen.
Menurut Prof. Ruslin, strategi ini sekaligus menegaskan posisi Unhas sebagai perguruan tinggi negeri berbadan hukum (PTN-BH) yang tetap berkomitmen menjaga akses bagi semua kalangan.
"Kami ingin mahasiswa masuk bukan karena kemampuan membayar, tapi karena kemampuan akademik dan potensi," ujarnya.
Tanggung Jawab Sosial
Ia juga menyampaikan bahwa perguruan tinggi memiliki tanggung jawab sosial untuk membuka akses pendidikan bagi calon mahasiswa dari latar belakang ekonomi beragam, termasuk yang berasal dari keluarga kurang mampu.
“Kami ingin memastikan bahwa Unhas tetap menjadi rumah bagi semua anak bangsa, tanpa diskriminasi berdasarkan ekonomi," tambahnya.
"Bahkan kami menyiapkan skema bantuan pendidikan bagi mahasiswa dari keluarga tidak mampu, termasuk bantuan dari dana abadi Unhas,” tegasnya.
Unhas juga memperkuat sistem seleksi yang adil dan ketat untuk semua jalur penerimaan, termasuk jalur prestasi dan tes.
Hal ini dilakukan demi menjaga kualitas lulusan sekaligus membangun sistem pendidikan yang transparan dan berorientasi pada mutu.
Dengan langkah ini, Universitas Hasanuddin menempatkan diri di garda depan transformasi pendidikan tinggi nasional, membuktikan bahwa mutu dan inklusivitas bisa berjalan seiring.
(Rizka Fraja | Unhas.TV)