DR Jabal juga menjelaskan, senyawa bromat yang saat ini tengah viral, yang ditemukan berada di dalam air minum kemasan itu terbentuk dari adanya ion bromida yang secara alami berada di dalam air, terutama air yang diambil dari tanah.
Dari sinilah, senyawa itu terus mengalami disinfeksi dengan menggunakan ozon ozonisasi yaitu pemurnian untuk mematikan kuman-kuman bakteri yang ada dalam kandungan air tersebut.
Ketika ion bromida yang tadinya secara alami berada didalam air ketika di ozonisasi untuk pemurniannya, maka akan menghasilkan ion bromat yang merupakan ion yang kita kenal dengan anion bromat.
"Ini bisa menjadi berbahaya tapi dalam konsentrasi tinggi. yang bisa menyebabkan gangguan sementara bisa juga kronis, kalau gangguan sementara ya paling diare muntah muntah mual ya penyakit2 seperti itu, tetapi kalau kadar yang tinggi maka dimungkinkan akan mengganggu sistem saraf,” jelasnya.
Terkait video yang beredar, Dr Jabal menegaskan bahwa informasi tersebut tidak valid. Karena sumber dari data yang dikemukakan dalam video tidak jelas.
Ia juga menambahkan bahwa batas aman kadar bromat dalam air minum kemasan, ialah berkisar di bawah 10 part per billion atau 10 microgram per liter (10 ppb-10 mgl/l) yang pengujiannya harus dilakukan oleh lab yang telah terakreditasi oleh komite akreditasi nasional.
>> Baca Selanjutnya