MAKASSAR, UNHAS.TV - Sebuah kegiatan tur kampus di Universitas Hasanuddin (Unhas) bukan sekadar ajang pengenalan lingkungan.
Lewat Campus Tour Difabel 2025, seorang mahasiswi Unhas mengkampanyekan pentingnya kesadaran kolektif untuk mewujudkan kampus yang inklusif.
Kegiatan yang berlangsung di Perpustakaan Unhas ini dipelopori oleh Tiara Ramadhani Sinjar, mahasiswa Program Studi Antropologi. Ia didapuk sebagai Ketua Panitia Tim Pendukung Mahasiswa Baru Difabel (MABADIF) 2025.
Melalui tur kampus tersebut, Tiara bersama panitia memperkenalkan sejumlah fasilitas dan titik penting di lingkungan kampus kepada mahasiswa baru penyandang disabilitas.
“Campus tour ini memang ditujukan agar teman-teman difabel bisa lebih mengenali lingkungan kampus. Tapi lebih dari itu, kegiatan ini juga merupakan kampanye. Kami ingin menunjukkan bahwa kampus belum sepenuhnya ramah bagi penyandang disabilitas,” ujar Tiara.
Menurutnya, berbagai kendala masih ditemui, terutama pada infrastruktur. Akses jalan, tangga, dan sejumlah fasilitas umum dinilai belum sepenuhnya mendukung kebutuhan mahasiswa difabel. Hal inilah yang mendorong Tiara mengangkat kegiatan tur kampus menjadi momentum kampanye inklusivitas.
“Kami ingin menyadarkan pihak universitas maupun warga kampus bahwa lingkungan pendidikan harus benar-benar ramah dan setara. Bukan hanya menyediakan fasilitas minimal, tapi memastikan semua orang punya akses yang sama,” lanjutnya.
Peserta campus tour yang terdiri atas mahasiswa baru difabel diajak berkeliling kampus untuk mengenali jalur-jalur penting, seperti akses menuju ruang kuliah, perpustakaan, hingga titik layanan kesehatan.
Panitia juga memberikan pendampingan personal, memastikan setiap mahasiswa baru memahami rute yang paling aman dan mudah dilalui.
Upaya Tiara dan timnya mendapat apresiasi dari sesama mahasiswa yang terlibat. Mereka menilai kegiatan ini tidak hanya memberi manfaat praktis, tetapi juga menjadi pengingat bagi seluruh civitas akademika tentang pentingnya membangun budaya inklusif.
Lewat aksi kecil ini, Tiara membuktikan bahwa mahasiswa memiliki peran penting dalam mendorong perubahan. Kampus yang ramah difabel bukan hanya soal fasilitas, tetapi juga soal sikap dan kesadaran bersama.
Dengan kampanye inklusivitas yang terus digaungkan, harapannya Universitas Hasanuddin dapat menjadi pelopor kampus inklusif di Indonesia, tempat setiap mahasiswa—tanpa terkecuali—bisa belajar dan berkembang dengan setara.
(Amina Rahma Ahmad | Unhas.TV)