MAKASSAR, UNHAS.TV - Daya Anagata Nusantara (Danantara) resmi beroperasi setelah Presiden Prabowo Subianto meluncurkan badan pengelola investasi (sovereign wealth fund) itu di Istana Negara, Jakarta, Senin (24/2/2025).
Peluncuran juga dihadiri dua mantan Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo dan Susilo Bambang Yudhoyono. Ketiganya sama-sama menekan bel sebagai tanda peresmian lembaga itu.
Dengan target pengelolaan aset sebesar 900 miliar dollar AS atau sekira Rp 14 ribu triliun, BPI Danantara akan menjadi salah satu lembaga pengelolaan investasi terbesar di dunia.
Sebagai gambaran, lembaga serupa di Singapura, Temasek Holdings Limited, mengelola investasi dengan nilai portofolio sebesar 288 miliar dollar AS berdasarkan data 31 Maret 2024.
Sebelumnya Presiden Prabowo Subianto telah menekan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2025 tentang Perubahan Ketiga atas Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2023 tentang Badan Usaha Milik Negara (BUMN) serta Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 10 Tahun 2025 tentang Organisasi dan Tata Kelola Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara).
Presiden Prabowo Subianto juga menandatangani Keppres No. 30 Tahun 2025 tentang pengangkatan Dewan Pengawas dan Badan Pelaksana Danantara.
"Danantara Indonesia akan menjadi salah satu dana kekayaan atau Sovereign Wealth Fund (SWF) negara terbesar di dunia," kata Prabowo, Senin (24/2/2025).
Prabowo menjelaskan, melalui Danantara, deviden yang dihasilkan BUMN akan diinvestasikan ke industri-industri yang mendorong pertumbuhan jangka panjang.
Langkah ini, katanya, juga akan mentransformasi BUMN menjadi pemimpin kelas dunia di sektor masing-masing. "Kita ingin melihat lebih banyak BUMN Indonesia masuk dalam daftar Global Fortune 500," ujarnya.
Pada tahap awal, Danantara akan berinvestasi untuk 20 proyek strategis dengan fokus pada hilirisasi nikel, bauksit, tembaga, pembangunan pusat data, kecerdasan buatan, kilang minyak, pabrik petrokimia, produksi pangan dan protein, serta energi terbarukan.(*)