MAKASSAR, UNHAS.TV - Mohammad Ramdhan Pomanto (Danny Pomanto), salah satu calon gubernur Sulawesi Selatan, memberikan pandangannya tentang peran alumni Teknik Unhas dalam memajukan Sulawesi Selatan selama lima tahun ke depan.
Menurutnya, pendekatan berbasis keahlian teknik sangat relevan untuk menjawab berbagai tantangan di Sulawesi Selatan, mulai dari ekonomi, teknologi, hingga pengelolaan sumber daya alam.
"Teknik itu adalah seni membuat sesuatu yang tidak ada menjadi ada. Engineering selalu mencari solusi. Dunia hari ini maju karena inovasi para engineer yang terus menyempurnakan teknologi," ujar Danny pada acara "Silaturrahmi & Ngopi Bareng AnteK: Danny Pomanto dan Andi Sudirman Sulaiman.
BACA:
Danny Pomanto: Sulsel, Wajah Cantik yang Harus Dimanfaatkan
Ngopi Bareng Antek, Danny Pomanto: Teknik Unhas Harus Mendominasi
Acara yang digagas Pengurus Ikatan Alumni Teknik Unhas ini juga mengundang Andi Sudirman Sulaiman, namun hingga acara selesai, adik Menteri Pertanian RI itu tidak hadir.
Danny menilai Sulawesi Selatan adalah daerah yang sangat potensial, baik dari segi sumber daya alam maupun letak geografisnya. Namun, potensi ini belum digarap maksimal.
Ia menyoroti beberapa peluang strategis seperti, pertama, pangan. Sulawesi Selatan memiliki kemampuan untuk menjadi pusat produksi pangan yang kuat dan sejahtera.
Kedua, perencanaan pelabuhan yang optimal menjadi salah satu kunci. Menurut Danny, pelabuhan yang strategis harus berada di wilayah barat Sulawesi Selatan.
Ketiga, pengolahan rumput laut dan superkomoditi. Sulawesi Selatan merupakan penghasil rumput laut terbesar di sepanjang garis khatulistiwa. Potensi ini, menurutnya, belum sepenuhnya dimanfaatkan.
Danny mengambil contoh Austalia yang berhasil mengolah rumput laut bukan saya sebagai bahan pangan, tetapi menjadi bahan baku pembuatan chip, termasuk pengembangan rumput laut merah sebagai bahan bakar hingga produk kesehatan.
Ia juga menyinggung tanaman seperti kratom yang berpotensi menjadi komoditi global untuk pengobatan, termasuk kanker.
Keempat, pengelolaan air dan Teluk Bone. Dengan kondisi alam Sulsel yang unik—timur basah, barat kering—Danny menawarkan solusi berbasis teknik untuk mendistribusikan air lebih merata.
"Kalau mau bikin waduk, bikinlah di Tengah, yang selalu terisi air. Kalau kering di Barat, aliri ke Barat; Kalau kering di Timur, aliri ke Timur,” ungkapnya. Ia juga menyoroti Teluk Bone sebagai kawasan yang memiliki keunikan geologi luar biasa tetapi belum dieksplorasi secara maksimal.
"Teluk Bone itu mendesak ke dalam, sangat unik, tetapi belum pernah disentuh oleh engineer. Banyak pekerjaan rumah bagi para alumni teknik untuk mengeksplorasi ini," tambah Danny.
Dalam visinya, Danny mengusung tiga nilai utama untuk Sulawesi Selatan: Macca (cerdas), Sulsel sebagai pusat kota pintar yang berbasis teknologi; Sombere Smart City, pembangunan yang tetap mengedepankan nilai inklusivitas dan keramahan lokal; Resiliansi, Menciptakan ketahanan dalam menghadapi tantangan global dan lokal.
Dengan konsep-konsep ini, Danny optimis Sulsel tidak hanya menjadi pemain lokal, tetapi juga mampu berkontribusi secara global. "Sayang sekali Sulawesi ini kalau lokalis. Kita harus bawa Sulsel menjadi globalis," pungkasnya.
Danny juga menegaskan bahwa alumni teknik memiliki peran strategis dalam pembangunan daerah. "Jika para engineer turun tangan, maka Sulsel akan menjadi wajah baru yang lebih produktif dan sejahtera."
Sebagai penutup, ia mengungkapkan keyakinannya bahwa dengan kolaborasi dan inovasi, siklus oligarki di sektor agraria dan sumber daya alam Sulawesi Selatan dapat dihentikan. Ia pun berkomitmen menjadikan Sulawesi Selatan sebagai provinsi yang inklusif, cerdas, dan berdaya saing tinggi.
Rizka Fraja (Unhas TV)