MAKASSAR, UNHAS.TV - Pilkada 2024 semakin dekat, mengundang harapan akan hadirnya pemimpin yang membawa perubahan nyata.
Di tengah persaingan sengit para calon, diskusi "Pinter Pikkada" di Studio Utama UnhasTV, Sabtu (9/11/2024), menghadirkan dua juru bicara yang berbicara lugas mengenai visi dan misi pasangan calon masing-masing.
Muhammad Haekal, juru bicara pasangan Danny Pomanto-Azhar Ashar (DIA), dan Irwan, juru bicara pasangan Andi Sulaiman-Fatmawati Rusdi (Andalan Hati).
Haekal menyoroti nilai penting debat pertama yang, menurutnya, telah membuka mata publik dengan data yang berbicara.
"Debat pertama itu luar biasa. Lewat debat, kita bisa menampilkan data dan fakta yang membuat masyarakat paham siapa yang sungguh-sungguh memahami tata kelola pemerintahan, dan siapa yang hanya pandai bicara," ujar Haekal. Menurutnya, debat semacam ini memberikan kesempatan bagi rakyat untuk melihat secara langsung calon pemimpin yang benar-benar memahami daerahnya, atau yang hanya sekadar mengandalkan popularitas.
Haekal juga menegaskan, menuturkan Danny-Azhar, bahwa Sulawesi Selatan dibangun di atas dasar keberagaman, dan visi setiap pemimpin harus mampu merangkul perbedaan tersebut. "Sulsel adalah simbol kebersamaan dalam perbedaan, jadi apapun misi kita, harus menyatu dengan semangat itu," tambahnya.
Haekal mengkritik kondisi keuangan pemerintah Provinsi Sulsel, mengatakan, "Hutang pemprov kini mencapai lebih dari Rp 1 triliun dan ini adalah fakta yang tak bisa dibantah. Hal paling jujur dalam menilai kinerja adalah laporan keuangannya."
Menanggapi pernyataan tersebut, Irwan, juru bicara Andalan Hati, menegaskan bahwa data adalah alat bukti paling sahih.
"Ketika pihak sebelah mengatakan ingin menyelamatkan Sulsel, kami justru melihat fakta yang berlawanan, seperti meningkatnya angka kemiskinan. Data indeks lingkungan hidup di Makassar juga menurun sejak Pak Danny menjabat," ungkap Irwan.
Irwan turut menyoroti Pendapatan Asli Daerah (PAD) Makassar yang menurutnya belum optimal. "PAD Makassar maksimal hanya sekitar Rp 1,5 triliun, sementara Andi Sulaiman mampu mendorong PAD hingga Rp 5 triliun. Jika kita berbicara tentang angka pencapaian, capaian Andi Sulaiman jelas jauh di atas Pak Danny," tambahnya.
Kedua juru bicara pasangan calon juga memaparkan program unggulan pasangan masing-masing. Haekal menjelaskan komitmen DIA terhadap kesejahteraan petani dan nelayan, serta rencana alokasi anggaran Rp 200 juta per desa untuk pembangunan desa.
Irwan menyoroti program Andalan Hati yang telah berjalan, seperti alokasi Rp 1 triliun untuk sektor pertanian guna penyediaan bibit unggul dan pembangunan irigasi.
Isu-isu lain yang menjadi perhatian adalah kesejahteraan generasi muda, perempuan, dan lingkungan. Irwan menggarisbawahi pentingnya akses pendidikan bagi generasi Z, memberikan solusi berupa pembelajaran jarak jauh seperti Ruangguru, sistem pembelajaran daring yang bisa diakses untuk mempersiapkan anak muda memasuki dunia pendidikan tinggi.
Selain itu, Irwan menyampaikan dukungan bagi pemberdayaan perempuan melalui peluang usaha dan digitalisasi UMKM.
Di sisi lain, Haekal menekankan pentingnya penanganan krisis lingkungan, seperti banjir dan abrasi pantai, dengan langkah seperti menanam mangrove di wilayah rawan abrasi.
"Kami akan memastikan daerah rawan bencana seperti garis pantai dan kawasan rawan longsor mendapat perhatian khusus, misalnya dengan menanam mangrove di pantai-pantai yang rawan abrasi," paparnya.
Haekal juga menggarisbawahi pentingnya pemberdayaan perempuan melalui pendidikan dan pelatihan berbasis keterampilan agar mereka dapat berkontribusi secara ekonomi.
Menjelang debat kedua, Irwan menyatakan kesiapannya untuk lebih santai menghadapi tantangan berikutnya. "Kami siap dan lebih enjoy untuk debat besok. Tinggal menyampaikan visi kami dari segi ekonomi dan pembangunan infrastruktur yang telah menjadi fondasi kuat di Sulsel," ujarnya.
Ia menegaskan bahwa program bantuan seperti BPJS, pendidikan, pengembangan UMKM, dan pariwisata merupakan bukti nyata capaian pasangan Andalan Hati.
Haekal juga menyampaikan kesiapan menghadapi debat kedua dengan membawa suara rakyat. "Debat besok bukan hanya sekadar angka di atas kertas. Kami akan bicara dari hati, menyampaikan keluhan dan keinginan masyarakat yang kami temui selama ini," katanya.
Haekal dan Irwan menutup diskusi dengan pesan kepada masyarakat untuk memilih secara bijak. Haekal berharap pemimpin terpilih adalah sosok yang tidak meninggalkan rakyat, sementara Irwan menekankan perlunya kepemimpinan yang nyata dan substantif, mengajak masyarakat bersama-sama membangun Sulawesi Selatan yang lebih baik.(*)
Rizka Fraja (Unhas TV)