News

"Sudah Selesai" Air Mata, Doa, dan Pengharapan di Ibadah Jumat Agung Gereja Kibaid Jemaat Tamalanrea

UNHAS.TV – Suasana hening dan haru menyelimuti Gedung Elshaddai Bumi Tamalanrea Permain (BTP) Makassar pada Jumat (18/04/2025) pagi.

Jemaat Gereja Kibaid Tamalanrea berkumpul dalam Ibadah Jumat Agung, membawa hati yang penuh haru dan kerinduan akan kasih Allah. 

Tema “Sudah Selesai” dari Yohanes 19:28–30 bukan sekadar kata-kata penutup dari mulut Yesus di kayu salib, tetapi menjadi pusat perenungan yang menggugah jiwa dan menembus relung iman setiap orang yang hadir.

Ibadah ini dirangkaikan dengan Perjamuan Kudus, momen sakral di mana jemaat kembali mengingat tubuh dan darah Kristus yang dikorbankan demi keselamatan manusia. 

Di tengah suasana khidmat, suara pujian dari Paduan Suara Jemaat Tamalanrea dan Vokal Grup Elshaddai menggema, menciptakan atmosfer penyembahan yang mendalam.

Lagu-lagu rohani mengalun pelan, seolah menyampaikan jeritan syukur dan pengakuan atas kasih Tuhan yang tak terhingga.

Pdt. Roslina Marce’ membawakan firman Tuhan dengan nada suara yang tenang namun penuh penekanan makna. Ia mengajak jemaat menyelami arti terdalam dari pengorbanan Yesus.

“Upah dosa ialah maut, maka dari itu Ia sudah membuktikan bahwa Yesus adalah Tuhan dengan kematian-Nya di atas kayu salib,” ujarnya. 

“Pengorbanan Tuhan merupakan bukti bahwa Allah mengasihi kita.”

Dengan suara bergetar, ia mengingatkan bahwa keselamatan yang kita terima bukan karena kehebatan manusia, melainkan karena belas kasihan Tuhan. 

“Kita diselamatkan karena anugerah Allah, bukan karena perbuatan baik, Kita berbuat baik karena kita sudah diselamatkan dan sebagai bentuk ucapan syukur kita atas penyelamatan yang Tuhan telah berikan," tegasnya.

Khotbah tersebut menyentuh hati  jemaat, terlebih saat Pdt. Roslina menegaskan bahwa penebusan oleh Yesus di kayu salib hanya terjadi satu kali, dan itu cukup untuk selama-lamanya. 

“Pengorbanan Yesus merupakan penggenapan rencana Allah dan telah dinubuatkan jauh-jauh sebelumnya dalam kitab Perjanjian Lama,” katanya. 

Di akhir perenungan, jemaat diajak menatap harapan akan hidup kekal yang dijanjikan. 

“Hidup yang ada awal tetapi tidak ada akhirnya, artinya hidup selama-lamanya di dalam kerajaan Tuhan yaitu di Surga,” ujar Pdt. Roslina.

“Hidup kekal diterima melalui pertobatan dan iman kita kepada Yesus Kristus," tambahnya.

“Dengan Ibadah Jumat Agung ini diharapkan seluruh jemaat bisa merenungkan kematian Yesus Kristus, dengan pengorbanan-Nya di atas kayu salib demi menebus dosa-dosa umat manusia,” tutup Pdt. Roslina. 

Sebagai bagian dari rangkaian Paskah, jemaat Tamalanrea akan melanjutkan kegiatan rohani selama dua hari, 18–19 April 2025, di Villa Bakti Moncongloe. 

Lebih dari sekadar kebersamaan, kegiatan ini menjadi momen untuk saling meneguhkan, memperkuat ikatan rohani, dan menggali kembali makna kasih Allah dalam kehidupan nyata. 

(Andrea Ririn Karina / Unhas.TV)