Karir
Mahasiswa
News

Dialog Tahunan Alumni dan Mahasiswa Unhas, Menyatukan Langkah, Meneguhkan Sinergi

undefined

MAKASSAR, UNHAS.TV - Gedung Pertemuan Alumni Universitas Hasanuddin (GPA Unhas) menjadi saksi hangatnya pertemuan lintas generasi antara mahasiswa dan alumni, Jumat (17/10/2025).

Dalam Dialog Tahunan Alumni dan Mahasiswa Universitas Hasanuddin bertema “Membangun Sinergi Alumni dan Mahasiswa, Mewujudkan Networking yang Solid dan Berdampak”, semangat kebersamaan terasa kuat di antara para peserta.

Kegiatan yang digagas oleh Direktorat Hubungan Alumni Universitas Hasanuddin ini menghadirkan sejumlah narasumber lintas profesi yakni politisi Ismail Bachtiar SKM MM, akademisi Prof Dr. Aminuddin Syam MKes, ekonom Dr M Syarkawi Rauf SE ME, pengusaha Dr Eka Sastra SE MSi, aktivis M Sapri A Pamulu PhD, serta Prof Dr H Murtir Jeddawi SH SSos MSi selaku perwakilan PP IKA Unhas.

Para pembicara menyoroti pentingnya tiga kompetensi dasar yang harus dimiliki mahasiswa agar siap menghadapi dunia profesional, yakni etitud (sikap), kemampuan berpikir yang baik, dan keberanian.

“Mahasiswa harus menguasai apa yang mereka pelajari. Critical thinking dan problem solving adalah fondasi penting agar tidak hanya pintar, tapi juga tangguh menghadapi tantangan,” ujar salah satu narasumber Prof Aminuddin Syam.

Lebih dari sekadar berbagi pengalaman, dialog ini menjadi ruang refleksi antara alumni dan mahasiswa. Mereka membahas filosofi hubungan “keluarga Unhas” yang kerap berjalan sendiri-sendiri. Alumni di jalannya, mahasiswa di jalannya.

“Alumni itu sadar atau tidak, adalah role model. Maka, sinergi ini penting agar keduanya saling menguatkan,” tutur Prof. Murtir Jeddawi.

Ia juga menegaskan peran nyata IKA Unhas dalam membantu mahasiswa menyiapkan masa depan. “Ketua kami, Pak Amran Sulaiman, terus membuka akses informasi pekerjaan agar mahasiswa tidak bingung setelah lulus," lanjutnya.

"Kami ingin sebelum tamat, mereka sudah punya arah dan wawasan tentang dunia kerja. IKA Unhas akan terus memfasilitasi proses itu,” ujarnya.

Dialog ini ditutup dengan pesan reflektif: “Saran itu doa, kritik itu doa, dan masukan adalah bentuk perbaikan.”

Harapan besar pun muncul agar kegiatan seperti ini tak berhenti di satu momentum, melainkan menjadi tradisi yang mempererat hubungan antara kampus, mahasiswa, dan alumni.

“Ini baru awal,” kata salah satu peserta. “Kalau sinergi terus dijaga, Unhas akan semakin eksis, prospektif, dan mampu menjangkau lebih luas.”

(Rizka Fraja / Unhas.TV)