MAKASSAR, UNHAS.TV - Universitas Hasanuddin (Unhas) menegaskan komitmennya terhadap kesehatan mental sebagai hak dasar.
Hal itu ditegaskan dalam Seminar Internasional sebagai puncak Festival Titik Koma bertajuk "Mental Health as a Right: Building Inclusive Support Systems" di Aula LPPM Unhas, 10 Oktober 2025.
Acara puncak ini menjadi peringatan Hari Kesehatan Mental Sedunia. Hadir Plt Wakil Konsul-Jenderal Australia di Makassar, Dr Alex Stephens, dan Psikiater RSKD DADI Sulsel, dr Mayamariska Sanusi, SpKJ pada sesi 1.
Kepala Pusat Disabilitas Unhas, Dr Ishak Salim SIP MA, menjelaskan bahwa seminar ini merupakan puncak dari serangkaian kegiatan yang diinisiasi bersama berbagai komunitas di Makassar.
"Ini adalah bagian dari peringatan Hari Kesehatan Mental Sedunia," ujar Dr Ishak Salim. Acara ini juga menjadi momentum peresmian ruang dukungan baru.
"Pusat Disabilitas Unhas bekerja sama dengan banyak komunitas di Makassar untuk melaksanakan Festival Titik Koma yang berisi sejumlah kegiatan, dan salah satunya hari keempat dan puncak festival adalah seminar internasional dan launching Lingkar Bertahan," tambahnya.
Plt Wakil Konsul-Jenderal Australia di Makassar, Dr Alex Stephens, menyatakan dukungan penuhnya terhadap inisiatif Unhas, terutama Pusat Disabilitas, dan membagikan pengalaman Australia dalam mengatasi tantangan kesehatan mental.

Plt Wakil Konsul-Jenderal Australia di Makassar, Dr Alex Stephens. (dok unhas.tv)
"Kami sangat mendukung pusat disabilitas di Unhas, karena sekali lagi, hal itu didasarkan pada percakapan terbuka antara Unhas dan Prof JJ [Rektor Unhas], dengan latar belakang pengalamannya di Australia," kata Dr Alex.
Ia menekankan bahwa berbagi pengalaman perspektif Australia itu penting. "Kami telah melalui percakapan yang sulit, kami nyaman membahas bunuh diri dan kesehatan mental pria," tambahnya, menunjukkan pentingnya keterbukaan dalam isu mental.
Sementara itu, Lingkar Bertahan, yang diluncurkan dalam acara ini, merupakan ruang aman yang dirancang untuk sivitas akademika.
Ishak Salim menjelaskan, "Lingkar Bertahan ini adalah suatu forum atau suatu ruang untuk akademisi, baik mahasiswa dan dosen di Unhas yang memiliki tekanan mental atau depresi atau stres yang akut untuk bercerita dan mendapatkan dukungan dari sesama akademisi."
Forum ini akan dihubungkan dengan layanan psikologi maupun psikiater yang ada di Unhas atau di luar, guna mendapatkan tindak lanjut yang memadai.
Pentingnya Bantuan Profesional dan Solidaritas
Santi, salah satu peserta seminar, mengungkapkan bahwa ia mendapatkan pencerahan mengenai pentingnya mencari bantuan profesional dan menghindari diagnosis diri sendiri di era media sosial.
"Yang saya dapatkan adalah info bahwa kita tidak boleh, karena zaman medsos jadi kita jangan terlalu gampang self-diagnosis, hanya karena baca-baca karena ini cocok, ternyata ini salah," kata Santi.
Ia menambahkan, "Anjurannya datang ke profesional, jangan takut untuk curhat, tapi pilih-pilih juga teman curhatnya, pastikan benar-benar sahabat kita."
Dr Ishak Salim berharap Pusat Disabilitas dapat membangun kesadaran dan solidaritas terhadap mahasiswa dengan disabilitas mental maupun akademisi yang membutuhkan dukungan lebih lanjut, baik treatment by medic maupun sosial.
(Amina Rahma Ahmad / Unhas.TV)