JAKARTA, UNHAS.TV - Dewan Pimpinan Pusat Dewan Masjid Indonesia (DPP-DMI) mengeluarkan surat seruan kepada seluruh umat Islam di Indonesia untuk melakukan qunut nazilah.
Seruan qunut nazilah dimunculkan seiring meningkatnya konflik antarnegara di kawasan Timur Tengah, khususnya yang melibatkan militer Iran dan Israel, serta masih berlanjutnya aksi genosida Israel terhadap rakyat Palestina. Qunut nazilah tersebut juga dimaksudkan untuk mendoakan kemerdekaan Palestina serta keselamatan umat Islam di seluruh dunia.
Surat seruan bernomor 104.D/III/SE/PP-DMI/VI/2025 itu ditandatangani Ketua Umum DMI Jusuf Kalla (JK) dan Sekjend DMI Rahmat Hidayat. "Pimpinan Pusat Dewan Masjid Indonesia (PP DMI) menyerukan kepada pimpinan dan seluruh anggota DMI, pengurus DKM/Takmir masjid/mushalla, dan umat Islam di seluruh Indonesia untuk melaksanakan qunuth nazilah (dalam rangkaian shalat Jum’at maupun sendiri-sendiri), serta memanjatkan doa untuk kemerdekaan Palestina dan keselamatan umat Islam di seluruh dunia," demikian salah satu penegasan yang muncul dari surat seruan itu.
Secara bahasa, qunut berarti taat, diam, atau berdoa. Sedangkan “nazilah” berarti musibah besar yang menimpa manusia. Dengan demikian, qunut nazilah adalah doa yang diucapkan saat i’tidal dalam shalat ketika terjadi musibah besar.
Rasulullah Muhammad SAW mempraktikkan doa qunut nazilah sebelum sujud atau setelah i'tidal di rakaat terakhir setiap shalat wajib lima waktu, khususnya pada saat shalat subuh.
Doa qunut nazilah adalah doa yang dipanjatkan untuk memohon perlindungan dan keselamatan dari Allah SWT saat terjadi musibah, bencana alam, perang, atau keadaan buruk lainnya.
Dikutip dari laman Kementrian Agama RI, disebutkan dari Ibnu Abbas RA, Rasulullah SAW membaca doa qunut (nazilah) selama sebulan berturut-turut dalam shalat Zhuhur, Ashar, Maghrib,Isya dan Shubuh selepas mengucapkan: ‘Sami’allahu liman hamidah’ di rakaat terakhir.
Berdasarkan hadits shahih yang diriwayatkan Imam Ahmad, Rasulullah mendoakan kehancuran Bani Sulaim, (yaitu) suku Ri’il, Dzakwan, dan ‘Ushayyah, dan orang-orang di belakangnya mengucapkan "Aamin".(*)