
Dwi Ananda Febryan, mahasiswa berprestasi dari Fakultas Peternakan Unhas. (dok unhas.tv)
Kariernya di Unhas makin lengkap dengan keikutsertaannya di Talent Academy, sebuah inkubator mahasiswa berprestasi yang dibentuk kampus.
Di sana, Rian menjalani pelatihan intensif mulai dari penulisan jurnal hingga simulasi lomba. “Talent Academy itu tempat ditempa,” katanya. “Kami dididik untuk bukan sekadar pintar, tapi juga tahan banting dan strategis.”
Kini, berkat prestasinya di PIMNAS, Rian mendapat kebijakan bebas skripsi, KKN, dan MKPK. Ia menyebutnya “jalur tol akademik”. Wisuda tinggal menghitung bulan, dan selanjutnya ia merancang studi lanjut di University of Queensland, Australia.
Apa yang dicapai sejauh ini, bagi Rian, semua ini bukan soal pencapaian pribadi. Ia selalu menyisipkan makna sosial dalam setiap langkahnya.
“Saya ingin menjadi orang yang berguna. Bukan cuma unggul di IPK, tapi juga berdampak bagi sekitar,” ucapnya. Pesannya kepada generasi muda Unhas pun lugas: “Jangan takut jadi berbeda. Justru di sanalah awal dari perubahan besar.”
Kak Rian telah menunjukkan bahwa jalan takdir bisa menjadi ladang prestasi, jika dijalani dengan tekad dan visi.
Dari anak rantau yang ragu memilih jurusan, kini ia menjadi simbol kejayaan Peternakan Unhas. Seorang Wonder Kid yang bukan sekadar cemerlang di kampus, tapi juga menorehkan makna di panggung dunia.
“Jangan cuma bermimpi, tapi mulai bertindak. Karena dari sanalah semua perubahan dimulai,” pungkasnya dalam obrolan Unhas Story. (*)