Sebagai tokoh muda, Arief getol menyuarakan agar kalangan muda mendapat perhatian lebih dari pemerintah. Ia bahkan pernah mengirimkan dokumen langsung ke Presiden Joko Widodo terkait kebijakan pengarusutamaan pemuda Indonesia dalam menghadapi Bonus Demografi 2045.
Aktif dalam menyuarakan dan memfasilitasi anak muda, Arief banyak menyediakan wadah untuk Gen Z ruang diskusi untuk pengembangan diri mereka.
Seperti mendirikan Merial Institute yang merupakan wadah untuk mendorong perencanaan dan pelaksanaan pembangunan pemuda.
Lalu mendirikan Aktivis Milenial yang menjadi wadah untuk kelompok strategis pemuda dalam membangun pengalaman bersama dalam suatu agenda.
Kemudian, Suropati Syndicate yang dibangun Arief, karena terinspirasi melihat generasi muda di Hyde Park, London yang aktif melakukan aktivitas berdiskusi dan berekspresi.
Suropati Syndicate bertempat di Taman Suropati, Menteng, Jakarta Pusat. Wadah ini bertujuan agar generasi muda Indonesia dapat berdiskusi di ruang publik kota dan membahas isu-isu aktual.
Tidak hanya memfasilitasi generasi muda dengan bidang keilmuan, tetapi Arief juga memfasilitasi pemuda Indonesia dengan sisi religi.
Ia mendorong terbentuknya Indonesia Youth Islamic Forum (ISYEF) untuk memberdayakan pemuda dan remaja mesjid di bidang kewirausahaan. ”Semua tempat adalah sekolah. Dan semua orang adalah guru. Dengan banyak wadah, anak-anak muda bakal terberdayakan,” ujarnya.
Arief menjelaskan, memberi ruang dan fasilititas agar SDM anak muda meningkat menjadi sangat penting. Arief yakin anak muda Indonesia akan menjadi lokomotif dan penggerak kemajuan Indonesia dalam menghadapi bonus demografi 2045.
Menurutnya jika gagal mengembangkan Indonesia dengan 70% produktivitasnya adalah anak muda, maka Indonesia akan menjadi negara yang tertinggal.
”Sebagai anak muda, Kita butuh 3 modal, 1 kita harus tahu diri, 2 tahu menempatkan diri, dan 3 tahu membawa diri,” beber Arief.
>> Baca Selanjutnya