
Striker Timnas Inggris Harry Kane mengincar rekor baru dunia untuk menyamai Pele, Striker Timnas Brasil (screenshot the sun)
Dalam pembicaraan soal statistik, nama Erling Haaland tak mungkin dihindari. Striker Manchester City itu tengah melaju dengan 19 gol dari 15 laga musim ini. Namun bagi Kane, perebutan Ballon d’Or bukan ditentukan oleh jumlah gol semata.
“Saya bisa saja mencetak 100 gol musim ini, tapi kalau saya tidak memenangkan Liga Champions atau Piala Dunia, saya mungkin tidak akan memenangkan Ballon d’Or,” katanya. “Sama dengan Haaland. Anda harus menjuarai trofi besar.”
Kane menilai Bayern Munich musim ini berada dalam kondisi prima untuk memperebutkan Liga Champions.
“Dengan performa kami, kami terlihat sebagai salah satu favorit. Itu membuat peluang saya sedikit lebih baik,” kata Kane. “Begitu juga dengan Inggris. Kami akan masuk turnamen dengan status favorit.”
Striker 31 tahun itu mengakui bahwa performanya di Euro 2024 belum mencerminkan kemampuan terbaik.
Inggris kala itu menembus final, namun ia tampil tertahan akibat cedera punggung yang ia pikul sejak akhir musim bersama Bayern. Manajer Inggris, Thomas Tuchel—yang kala itu juga melatih Kane di Bayern—tahu benar kondisi tersebut.
Kini, Kane merasa lebih bugar. “Jika dibandingkan dengan tahun lalu, saya pasti lebih fit dan tajam. Waktu itu saya mengalami beberapa cedera kecil menjelang akhir musim,” katanya.
“Tantangannya adalah mencapai puncak performa di waktu yang tepat. Semoga kami bisa melakukannya musim panas nanti,” lanjutnya.
Laga malam ini juga membawa nostalgia tersendiri bagi para pendukung Inggris yang datang ke Tirana. Dalam kualifikasi Piala Dunia pada Maret 2021, pertandingan digelar tanpa penonton karena pandemi.
Dua dekade sebelumnya, pada 2001, publik Albania penuh sesak saat komedian Inggris Norman Wisdom—yang dianggap pahlawan nasional di sana—dihadirkan di tengah lapangan dengan mengenakan kostum setengah Inggris, setengah Albania.
Kala itu, Inggris menang 3–1 lewat gol Michael Owen, Paul Scholes, dan Andy Cole, dipimpin David Beckham yang tampil sebagai kapten.
Inggris generasi 2000-an yang dijuluki Golden Generation tak pernah melewati perempat final turnamen akbar.
Kane sudah tiga kali melampaui pencapaian itu. Namun, ia paham betul syarat menjadi legenda sejati: membawa pulang trofi besar.
“Untuk dianggap yang terbaik dan memenangkan Ballon d’Or, Anda harus menjuarai Piala Dunia atau Euro,” katanya.
Dengan ambisi besar, rekor yang terus bertumbuh, dan performa yang tak kunjung melambat, satu gol malam ini bukan hanya angka di papan skor.
Itu langkah lainnya dalam perburuan sejarah—dan mungkin, tiket menuju panggung kehormatan sepak bola dunia. Inggris datang ke Tirana membawa misi sederhana: mengakhiri kualifikasi dengan kemenangan.
Bagi Kane, misinya jauh lebih besar: membuktikan bahwa ia bukan hanya pengejar rekor, tapi pewaris tahta para legenda. (*)







