Kesehatan

Hindari Cedera dengan Warming Up yang Benar, Pemanasan Tak Sekadar Gerakan

UNHAS.TV - Meski sudah banyak orang yang menyadari pentingnya melakukan warming up atau pemanasan sebelum memulai aktivitas fisik, namun masih banyak pula yang mengabaikan cara melakukannya dengan benar.

Akibatnya, risiko cedera tetap tinggi—bahkan di kalangan yang sudah paham pentingnya pemanasan itu sendiri.

Pemanasan memang menjadi langkah awal sebelum olahraga atau aktivitas berat lainnya. Ia berfungsi mempersiapkan tubuh—secara fisiologis maupun psikologis—untuk bekerja lebih intens.

Namun menurut pakar fisioterapi dari Universitas Hasanuddin, Irianto, S.Ft., Physio, M.Kes., hanya mengetahui teori pemanasan belum cukup untuk membuat tubuh benar-benar aman dari risiko cedera.

“Tahu caranya bukan berarti otomatis aman. Banyak dari kita yang sudah paham apa itu pemanasan dan pendinginan, tapi tidak melakukannya dengan cara yang benar, atau bahkan tidak melakukannya sama sekali," ujarnya.

"Dalam riset kami, justru mereka yang punya pengetahuan baik pun, angka cederanya tetap tinggi karena kurang disiplin dalam praktik,” jelas Ketua Program Studi Profesi Fisioterapi Fakultas Keperawatan Unhas itu Ruang Adm Fisioterapi Lantai 2, Fakultas Keperawatan Universitas Hasanuddin, Makassar.

Menurut Irianto, pemanasan harus dilakukan secara bertahap dan disesuaikan dengan jenis aktivitas yang akan dilakukan serta kondisi tubuh masing-masing individu.

Jika seseorang akan berlari, misalnya, maka pemanasannya harus mencakup otot-otot kaki, pinggul, dan punggung bawah—bukan sekadar lompatan ringan atau stretching umum.

“Warming up bukan sekadar formalitas, tapi proses untuk menyelaraskan tubuh agar siap bekerja lebih keras. Kalau dilakukan asal-asalan, malah bisa jadi bumerang,” tegas Irianto.

Ia juga menambahkan bahwa pemanasan yang baik seharusnya berdurasi minimal 10 hingga 15 menit, dengan intensitas bertahap.

Gerakan bisa dimulai dari bagian tubuh atas hingga bawah, dan secara perlahan meningkatkan denyut jantung. Ini akan membantu aliran darah mengalir ke otot-otot yang akan digunakan secara optimal.

Selain pemanasan, Irianto juga menyoroti pentingnya cooling down atau pendinginan setelah beraktivitas fisik.

“Pendinginan sering dilupakan, padahal penting untuk mengembalikan tubuh ke kondisi normal secara perlahan. Tanpa itu, risiko cedera otot pasca-aktivitas meningkat,” tambahnya.

Sayangnya, pemahaman masyarakat umum seringkali terjebak dalam praktik yang salah kaprah. Banyak yang mengira pemanasan cukup dilakukan lima menit dengan gerakan cepat, atau justru terlalu ringan hingga tak memberi dampak apa-apa bagi tubuh.

Tips Melindungi Sendi Saat Aktivitas Fisik

>> Baca Selanjutnya