Saintek

Ilmuwan Berupaya Memulangkan Satelit Tertua Setelah 67 Tahun Mengangkasa

Satelit Angkasa

AMERIKA SERIKAT, UNHAS.TV – Sebuah gagasan ambisius tengah bergulir di kalangan ilmuwan dan insinyur antariksa. Mereka berencana untuk membawa kembali Vanguard 1, satelit tertua yang masih setia mengorbit Bumi selama 67 tahun terakhir. Meskipun tantangannya tidaklah mudah, potensi nilai ilmiah dari misi ini dianggap sangat berharga. Demikian dilaporkan oleh Space.com pada tanggal 4 April 2025.

Dekade silam, di tengah sengitnya persaingan antariksa antara Uni Soviet (Rusia) dan Amerika Serikat, dunia menyaksikan momen bersejarah yang dikenal sebagai "Sputnik Moment". Peristiwa ini terjadi ketika satelit buatan pertama, Sputnik 1, berhasil diluncurkan dan mengorbit planet Bumi. Peluncuran Sputnik 1 pada 4 Oktober 1957, sontak memicu kekhawatiran di Amerika Serikat. Kecemasan ini semakin bertambah ketika peluncuran satelit perdana AS pada tahun yang sama berakhir dengan kegagalan memalukan, yang kemudian dijuluki "Kaputnik" setelah roket Vanguard Angkatan Laut AS meledak saat peluncuran.

Titik balik bagi Amerika Serikat hadir pada 31 Januari 1958, ketika Explorer 1 berhasil mencapai orbit dan menjadi satelit buatan pertama Negeri Paman Sam. Menyusul kemudian, Vanguard 1, meskipun sempat mengalami kemalangan di awal peluncurannya, berhasil mencapai orbit pada 17 Maret 1958, menjadi satelit Amerika kedua yang mengangkasa. Uniknya, Explorer 1 telah memasuki atmosfer Bumi pada tahun 1970, namun "adiknya" yang berukuran mini, Vanguard 1, yang dibangun oleh Laboratorium Penelitian Angkatan Laut AS (NRL: Naval Research Laboratory  ), masih terus mengorbit Bumi dan baru saja merayakan ulang tahunnya yang ke-67. Informasi ini dihimpun dari catatan sejarah peluncuran satelit yang terdokumentasi di berbagai publikasi antariksa, termasuk arsip NASA dan Spaceflight Now.

Laboratorium Penelitian Angkatan Laut AS (NRL) hingga kini masih menjadi pemilik dan pengembang teknologi di balik Vanguard 1. Satelit bersejarah ini mencatatkan diri sebagai satelit pertama yang memanfaatkan sel surya sebagai sumber energinya. Saat ini, Vanguard 1 bergerak dalam orbit elips dengan titik terendah (perigee) sekitar 660 kilometer dan titik tertinggi (apogee) sekitar 3.822 kilometer dari Bumi, dengan inklinasi 34,25 derajat. Detail orbit ini secara rutin dipublikasikan oleh NORAD (North American Aerospace Defense Command) yang melacak pergerakan objek-objek di luar angkasa.

Wacana Pemulihan yang Menantang

Baru-baru ini, sebuah tim yang terdiri dari insinyur kedirgantaraan, sejarawan, dan penulis mengemukakan berbagai opsi untuk melakukan pengamatan dari dekat, bahkan hingga kemungkinan pemulihan Vanguard 1. Kelompok ini menyampaikan gagasan tersebut pada sebuah konferensi ilmiah dan teknologi yang diselenggarakan oleh American Institute of Aeronautics and Astronautics (AIAA) tahun lalu, 9 April. Mereka mengakui bahwa upaya untuk mendapatkan kembali satelit tertua yang masih aktif mengorbit bukanlah tugas yang sederhana, namun dinilai sangat layak untuk dieksplorasi lebih lanjut. Informasi ini disampaikan dalam presentasi mereka di konferensi AIAA, yang abstraknya dapat diakses melalui situs web AIAA.

Tim peneliti menjelaskan bahwa Vanguard 1 layaknya kapsul waktu dari era awal penjelajahan antariksa. Ide untuk memulihkan satelit ini berasal dari anggota tim itu sendiri dan tidak serta-merta mencerminkan pandangan perusahaan tempat mereka bekerja, Booz Allen Hamilton, sebuah perusahaan terkemuka di bidang teknologi canggih yang bergerak di sektor pertahanan, sipil, dan keamanan nasional. Pernyataan ini disampaikan oleh Matt Bill, salah satu anggota tim peneliti, dalam wawancaranya dengan Space.com, (4/4).

>> Baca Selanjutnya