
Satelit Vanguard 1, salah satu elemen dari proyek perintis Vanguard, adalah bola aluminium berdiameter hanya 15 sentimeter. Credit: NASA.
Pemindahan dengan Presisi Tinggi
Menurut tim peneliti, sebuah entitas terkemuka yang belum diidentifikasi dapat bertindak sebagai "Vanguard Mission Authority" (VMA). Misi ini diperkirakan akan dibagi menjadi dua tahap: pertama, pengambilan citra Vanguard 1 untuk menilai kondisinya sebelum keputusan pemulihan diambil, dan jika disetujui, tahap pemulihan yang sebenarnya akan dilaksanakan.
Namun, tantangan besar terletak pada upaya mendekati satelit kecil seberat 1,46 kilogram ini. Vanguard 1 adalah bola aluminium berdiameter 15 sentimeter dengan antena sepanjang 91 sentimeter. Memulihkan objek yang rapuh dan rentan seperti ini akan membutuhkan tingkat presisi dan kehati-hatian yang sangat tinggi. Detail teknis mengenai dimensi dan massa Vanguard 1 dapat ditemukan dalam lembar fakta misi NASA.
Kelompok peneliti berpendapat bahwa mungkin ada investor swasta dengan minat pada sejarah atau filantropi yang bersedia menanggung biaya misi pemulihan Vanguard 1. Mereka mencontohkan Jared Isaacman, seorang pengusaha Amerika yang telah melakukan penerbangan luar angkasa perintis menggunakan kapsul Crew Dragon SpaceX, termasuk misi jalan-jalan luar angkasa privat pertama di dunia. Ia juga sempat mengusulkan misi untuk memperbaiki dan meningkatkan ketinggian orbit Teleskop Luar Angkasa Hubble. Informasi mengenai partisipasi Jared Isaacman dalam penerbangan luar angkasa dapat ditemukan di berbagai laporan berita, termasuk The New York Times dan SpaceNews.
Selain itu, Jeff Bezos, miliarder pemilik Blue Origin, telah mendanai pemulihan mesin roket Saturn V milik program Apollo dari dasar laut untuk dipamerkan di museum. Kisah mengenai pemulihan mesin Saturn V ini telah banyak diberitakan oleh media seperti CNN dan The Washington Post.
Peluang Pembelajaran yang Tak Ternilai
Upaya pemulihan Vanguard 1 menarik dari berbagai sudut pandang. Salah satunya adalah potensi untuk mengembangkan dan mendemonstrasikan layanan pemindahan luar angkasa oleh sektor swasta. Bill dan anggota tim lainnya, dalam laporan Space.com (4/4) menyatakan: "Bagi para insinyur material dan sejarawan antariksa, ini akan menjadi peluang pendidikan yang tak tertandingi. Memulihkan Vanguard 1 memang menantang, tetapi ini adalah langkah yang mungkin dan sangat berharga bagi komunitas antariksa Amerika Serikat."
Bill Raynor, wakil kepala bagian teknik wahana antariksa di Laboratorium Penelitian Angkatan Laut, juga sependapat dengan tim peneliti. Ia mengatakan bahwa sejak satelit tersebut berhenti beroperasi pada Mei 1964, orbitnya yang berdurasi 133 menit telah dipantau oleh jaringan sensor optik dan terus menjadi subjek ilmiah yang menarik.
Raynor menjelaskan kepada Space.com: "Hasil pelacakan orbit Vanguard 1 telah memberikan informasi berharga mengenai penemuan dan perkiraan bentuk Bumi yang menyerupai buah pir." Temuan mengenai bentuk Bumi melalui pelacakan Vanguard 1 telah dipublikasikan dalam berbagai jurnal ilmiah geofisika.
Lebih lanjut, Raynor menambahkan, jika Vanguard 1 berhasil dipulihkan dan dibawa kembali ke Bumi, kita dapat memperoleh wawasan yang signifikan mengenai dampak paparan jangka panjang terhadap material di lingkungan luar angkasa. "Bagi para ilmuwan dan insinyur di bidang material dan efek radiasi, ini akan menjadi kesempatan yang belum pernah ada sebelumnya untuk mempelajari efek jangka panjang dari paparan lingkungan luar angkasa," pungkasnya. (*)