MAKASSAR, UNHAS.TV - Presiden Prabowo Subianto mengganti posisi Erick Thohir sebagai Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan menempatkan pengusaha tersebut pada posisi sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga yang pernah ditempati Dito Ariotedjo.
Pergantian itu mengakibatkan posisi Menteri BUMN kosong. Sejumlah nama pun disebut-sebut sebagai calon potensial pengganti Erick Thohir. Mereka adalah CEO Danantara Rosan Perkasa Roeslani, Mohammad Arsjad Rasjid Prabu Mangkunegara, dan Anindya Novyan Bakrie.
Berikut ini profil tiga calon kuat pengganti Erick Thohir. Kebetulan ketiganya adalah pengusaha yang aktif di organisasi Kamar Dagang dan Industri (KADIN):
Profil Rosan Roeslani
Rosan Perkasa Roeslani, yang akrab disapa Rosan Roeslani, adalah seorang diplomat, pengusaha, dan politisi Indonesia yang lahir di Jakarta pada 31 Desember 1968. Ia berasal dari keluarga dengan latar belakang medis, karena ayahnya adalah seorang dokter, tetapi Rosan memilih jalur bisnis sejak dini.
Ia menikah dengan Ayu Heni Roeslani dan dikaruniai tiga anak: Ranisya Savitri Roeslani, Razan Satrya Roeslani, dan Raisya Saraswati Roeslani.
Secara pribadi, Rosan dikenal sebagai sosok yang aktif di media sosial, sering berbagi pandangan tentang kebijakan investasi dan perkembangan ekonomi.
Pendidikan Rosan dimulai di Amerika Serikat, di mana ia meraih gelar Bachelor of Arts (BA) di bidang Administrasi Bisnis dari Oklahoma State University pada 1993.
Ia kemudian melanjutkan studi dan memperoleh gelar Master of Business Administration (MBA) dari European University Antwerpen, Belgia, pada 1996. Latar belakang pendidikannya ini menjadi fondasi kuat untuk karier di sektor keuangan dan investasi.
Karier bisnis Rosan dimulai pada 1996 ketika ia mendirikan PT Republik Indonesia Funding (Finance Indonesia) bersama dua rekannya, Sandiaga Uno dan Elvin Ramli, sebagai perusahaan penasihat keuangan.
Pada 1997, perusahaan ini berganti nama menjadi PT Recapital Advisors, yang berkembang pesat menjadi grup investasi terkemuka di Indonesia. Recapital berfokus pada manajemen aset, kerjasama strategis, dan investasi di berbagai sektor seperti keuangan, asuransi, properti, tambang, batu bara, media, dan infrastruktur.
Salah satu anak usahanya, Acuatico Group, menjadi pemimpin di bidang penyediaan dan distribusi air bersih. Krisis ekonomi 1997 justru menjadi momentum bagi Recapital, karena banyak perusahaan nasional membutuhkan bantuan restrukturisasi keuangan.
Saat ini, Recapital mengelola aset besar dan memiliki ribuan karyawan, dengan Rosan sebagai pendiri dan pemimpin utama. Selain itu, ia pernah menjadi komisaris independen di PT Bumi Resources Tbk (sektor tambang batubara dan minyak).
Kekayaannya tercatat mencapai sekitar Rp 860 miliar berdasarkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) terbaru, termasuk 26 aset tanah dan bangunan senilai Rp 511 miliar serta alat transportasi senilai Rp 3 miliar.
Di bidang organisasi, Rosan aktif di Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) sebagai Wakil Bendahara Umum (2005-2008) dan Asosiasi Koperasi Batik Indonesia sebagai Penasihat Keuangan (1997-2002).
Ia juga pernah menjabat sebagai Wakil Ketua Umum Bidang Perbankan dan Keuangan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia periode 2010-2015, serta Ketua Umum Kadin periode 2015-2020. Pada 2019-2021, ia memimpin Satgas Cipta Kerja Omnibus Law dan Badan Penasihat Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI).
Karier diplomatik dan politik Rosan dimulai dengan penunjukan sebagai Duta Besar Republik Indonesia untuk Amerika Serikat (ke-21) pada 2021-2023, di mana ia berperan dalam memperkuat hubungan bilateral, termasuk perdagangan dan investasi.
Pemerintah Belgia sempat memberinya penghargaan atas kontribusi dalam hubungan industri dan perdagangan Indonesia-Belgia. Pada 2023, ia menjadi Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) hingga Juli 2023, sebelum mundur untuk fokus pada politik.
Di era Presiden Joko Widodo, ia dilantik sebagai Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) pada 19 Agustus 2024 hingga 21 Oktober 2024.
Pada pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, ia kembali dilantik sebagai Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM pada 21 Oktober 2024. Selain itu, sejak 24 Februari 2025, ia menjabat sebagai Chief Executive Officer (CEO) Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara), lembaga sovereign wealth fund yang bertugas mengelola aset negara untuk investasi strategis. Ia juga ditugaskan mendirikan Gerakan Solidaritas Nasional (GSN) atas perintah Prabowo untuk mendukung agenda pemerintahan pasca-Pilpres.
Rosan dikenal sebagai pengusaha sukses yang dekat dengan elite politik, pernah masuk daftar 100 orang terkaya Indonesia versi Globe Asia pada 2018 dengan kekayaan Rp6,9 triliun.
Namun, ia juga terlibat kontroversi, seperti kasus korupsi Asabri yang melibatkan Recapital (masih berlangsung per September 2025) dan laporan pencemaran nama baik terhadap pengamat militer Connie Rahakundini Bakrie pada 2024 terkait tuduhan hoaks selama kampanye Pilpres.
>> Baca Selanjutnya