Nikotin merupakan zat adiktif yang menyebabkan ketergantungan. Sementara tar dan karbon monoksida berkontribusi pada berbagai penyakit serius seperti kanker penyakit jantung bahkan gangguan pernapasan.

Selain itu, zat-zat lain seperti amonia dan formaldehida juga ditemukan dalam asap rokok yang dapat meningkatkan risiko kesehatan yang serius.

Prof Indah menyampaikan, merokok sama saja dengan bunuh diri secara perlahan karena secara sadar menyiapkan paku-paku untuk peti matinya.

Memang dampaknya tidak seketika karena bahan beracun di dalam rokok akan menggumpal di sel darah merah menuju ke organ-organ lain.

Pada saat terjadi pembakaran, karbon monoksida dan tar itu kemudian menjadi kerak yang dapat menyebabkan bercak pada paru-paru.

Prof Indah juga menghimbau untuk jangan pernah memulai mencoba merokok, karena memulai hal ini akan menjadikan pengonsumsinya ketergantungan untuk terus merokok.

Ririn/Syaiful