Program
Unhas Figure

Jamaluddin Jompa, Kemudi Unhas, dan Kepemimpinan Maritim



Prof Jamaluddin Jompa saat peresmian Studio Unhas TV

Seperti di kapal, seorang nakhoda tanpa awak yang setia hanyalah seseorang yang berdiri sendirian di tengah laut. Unhas, bagi Prof. Jamaluddin, bukan hanya soal sistem akademik atau birokrasi. Ia adalah kebersamaan, adalah kerja kolektif, adalah orang-orang yang percaya satu sama lain.

Hannah Arendt menulis dalam The Human Condition, “To act, in its most general sense, means to take an initiative, to begin something new.” Kepemimpinan, pada akhirnya, bukan hanya soal menjaga kapal tetap terapung, tetapi tentang keberanian untuk memulai sesuatu yang baru.

Maka ia terus membawa Unhas berlayar.

Bukan tanpa tantangan, bukan tanpa badai. Tetapi dengan keyakinan bahwa universitas, seperti kapal di lautan, harus terus bergerak. Ia memperkuat riset, membangun sistem digital yang lebih maju, dan mendorong inovasi yang berdaya guna.

Sawerigading, dalam pengembaraannya, akhirnya kembali ke tanah asalnya. Ia membawa cerita, membawa pengalaman, membawa pemahaman bahwa dunia lebih luas dari yang pernah ia bayangkan.

Tetapi seorang nakhoda sejati tak pernah benar-benar selesai berlayar. Laut selalu memanggil, ombak selalu menantang, dan cakrawala selalu menyimpan sesuatu yang belum ditemukan.

Demikian pula perjalanan Unhas. Selama ada pemimpin yang berani menatap samudra, selama ada tangan yang teguh memegang kemudi, selama ada awak yang percaya dan bekerja bersama, kapal ini akan terus melaju.

Selamat ulang tahun, Prof. Jamaluddin Jompa. Semoga kemudi Unhas selalu bergerak, bukan sekadar mengikuti arus, tetapi menuju samudra perubahan yang lebih luas, lebih dalam, dan lebih bermakna.


*Penulis adalah blogger, peneliti, dan digital strategist. Lulus kuliah di Unhas, UI, dan Ohio University. Kini tinggal di Bogor, Jawa Barat.