MAKASSAR, UNHAS.TV - Rangkaian Jelajah Sampah Makassar 2025 memasuki hari keempat dengan penegasan ulang komitmen Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar untuk membangun budaya pemilahan sampah dari tingkat rumah tangga.
Kegiatan yang dipusatkan di Kantor Kecamatan Panakukkang, Selasa (25/11/2025) malam, dibuka oleh Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat, Drs H Andi Muhammad Yasir MSi.
Dalam sambutannya, Yasir mengatakan bahwa pengurangan sampah harus dimulai dari sumber terkecil, yaitu keluarga.
“Sampah harus kita tangani bersama, bukan hanya urusan pemerintah. Tanpa pemilahan dari rumah, target Makassar Bebas Sampah 2029 hanya jadi wacana,” ujarnya.
Acara turut dihadiri Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Makassar beserta jajaran, Camat Panakukkang, unsur tripika kecamatan, para lurah, Kasi Kebersihan, RT/RW, hingga satgas kebersihan.
Kehadiran lintas unsur ini menandai kuatnya upaya kolaboratif dalam program kebersihan berbasis wilayah.
Usai pembukaan, Camat Panakukkang memimpin aksi bersih yang melibatkan jajaran staf kecamatan, lurah, RT, RW, dan para petugas kebersihan.
Aksi singkat itu berhasil mengumpulkan total 58,7 kilogram sampah organik dan anorganik, sekaligus menjadi simbol pentingnya gerakan serentak yang dilakukan secara berkala.
Pada kesempatan yang sama, panitia memberikan apresiasi kepada Tokoh Inspiratif Pengelolaan Kebersihan dan Tokoh Paling Aktif dalam Aksi Bersih Kecamatan Panakukkang.
Penghargaan ini diharapkan menjadi pemicu semangat masyarakat untuk terlibat lebih jauh dalam upaya menjaga lingkungan dan memperkuat budaya gotong royong.
Rangkaian acara berlanjut dengan talkshow menghadirkan Luthfi Diana Wati, Pejabat Pengawas Lingkungan Ahli Madya, serta Mashud Azikin dari Dewan Lingkungan Kota Makassar.
Mengusung tema berwarna lokal—“Tumpuk Sampah, Rumah Kreasi Ceceng, Payabo’, Kelapana Sulawesi, M giv toys”—diskusi ini membahas praktik pengelolaan sampah kreatif dan pemberdayaan komunitas dalam mengubah limbah menjadi produk bernilai.
Sebagai penutup, peserta mengikuti workshop pemanfaatan limbah sabut kelapa yang dipandu Kelapana Sulawesi, sebuah komunitas yang aktif mengolah limbah menjadi kerajinan dan bahan ramah lingkungan.
Peserta diperkenalkan pada teknik dasar pengolahan sabut kelapa, dari pengeringan hingga pembentukan produk.
Melalui kolaborasi Kecamatan Panakukkang, Dinas Lingkungan Hidup Makassar, komunitas, UMKM, dan warga, Jelajah Sampah Makassar 2025 menegaskan bahwa perubahan perilaku pengelolaan sampah harus dimulai dari rumah.
Upaya pemilahan, pengurangan, serta pemanfaatan kembali diharapkan menjadi kebiasaan baru menuju Makassar Bebas Sampah 2029. (*)
Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar menggelar rangkaian Jelajah Sampah Makassar 2025 memasuki hari keempat yang dipusatkan di Kecamatan Panakukkang, Selasa (25/11/2025). (dok pemkot makassar)




-300x200.webp)



