News
Pendidikan

Keren! Unhas Tembus Top 500 Dunia Bidang Sains Interdisipliner, 10 PT Terbaik dalam Riset Lintas Disiplin

MAKASSAR, UNHAS.TV - Universitas Hasanuddin (Unhas) kembali menorehkan prestasi gemilang di kancah internasional. Untuk pertama kalinya, Kampus Merah ini berhasil menembus Top 500 Dunia dalam kategori Sains Interdisipliner versi Times Higher Education (THE) Rankings 2026.

Capaian tersebut diumumkan pada Rabu (17/9/2025) dan menempatkan Unhas pada posisi 401–500 dunia, sekaligus tercatat dalam 10 besar perguruan tinggi terbaik Indonesia untuk kategori riset lintas disiplin.

Rektor Unhas, Prof Dr Ir Jamaluddin Jompa MSc atau yang akrab disapa Prof JJ, menyebut keberhasilan ini sebagai bukti nyata bahwa strategi dan pendekatan yang ditempuh berada di jalur yang tepat.

“Kita perlu bekerja tanpa henti untuk terus memperbaiki reputasi global ini,” ujarnya penuh semangat.

Lompatan prestasi Unhas terasa begitu signifikan. Hanya dalam satu tahun, peringkat kampus ini naik dari posisi 800 dunia (2024) menjadi Top 500 dunia (2025).

Direktur Peningkatan Reputasi Unhas, Prof Dr Ir Rohani Ambo Rappe MSi menyebut pencapaian ini sebagai langkah besar dalam sejarah internasionalisasi kampus.

“Alhamdulillah, tahun ini kita berhasil menembus Top 500. Ini menunjukkan adanya peningkatan signifikan,” jelasnya.

Menurut Prof. Rohani, faktor penilaian utama THE Rankings meliputi masukan (input), proses, dan keluaran (output). Dari ketiganya, tahap keluaran menyumbang bobot terbesar, yakni 65 persen.

Aspek tersebut mencakup kuantitas publikasi interdisipliner, dampak sitasi lintas disiplin, serta reputasi global universitas berdasarkan survei para peneliti aktif.

Lebih jauh, Prof. Rohani menegaskan bahwa dua aspek yang sangat menentukan posisi Unhas adalah pendanaan riset dari industri serta kualitas penelitian interdisipliner.

“Unhas memang banyak menjalin kerja sama dengan industri. Dari sinilah kita mendapatkan penguatan, sehingga bisa masuk 10 besar perguruan tinggi terbaik Indonesia di bidang ini,” terangnya.

Namun ia juga memberi catatan, bahwa untuk mempertahankan sekaligus meningkatkan posisi, Unhas harus lebih gencar memperluas sumber pendanaan eksternal.

“Yang harus kita lakukan adalah memperbanyak funding dari industri. Setiap Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang) seharusnya punya target menghadirkan dana penelitian masuk ke Unhas, bukan sekadar menyalurkan ke pemerintah daerah atau mitra industri,” tegasnya.

Peran Thematic Research Group (TRG)

Selain Puslitbang, Thematic Research Group (TRG) juga mendapat sorotan. Sejak awal dibentuk, TRG memang dirancang untuk memfasilitasi kolaborasi riset lintas disiplin.

“TRG sudah interdisipliner sejak awal. Melalui TRG kita bisa menjalin lebih banyak kerja sama dengan industri, tidak hanya menghasilkan proyek, tapi juga publikasi. Alhamdulillah, publikasi interdisipliner kita terus meningkat,” ungkap Prof. Rohani.

Baginya, masa depan reputasi Unhas terletak pada dua kunci utama: pendanaan riset dari industri dan output penelitian berupa publikasi.

Pencapaian Unhas kali ini tidak datang begitu saja. Menurut Rektor, keberhasilan menembus Top 500 dunia merupakan hasil dari upaya sistematis yang secara konsisten dilakukan oleh seluruh elemen kampus.

“Capaian ini menunjukkan bahwa Unhas telah bertransformasi menjadi kampus unggul dengan reputasi global yang makin diakui,” pungkas Prof. JJ.

Prestasi ini juga menjadi sinyal bahwa universitas di Indonesia, khususnya di kawasan timur, mampu bersaing di tingkat dunia jika mengedepankan kolaborasi riset, sinergi dengan industri, serta konsistensi dalam publikasi ilmiah.

Unhas kini bukan hanya menjadi kebanggaan Sulawesi Selatan, tetapi juga simbol bahwa perguruan tinggi Indonesia bisa menembus panggung akademik internasional. Dari kampus Tamalanrea, semangat untuk terus mendaki tangga prestasi dunia semakin menyala. (*)