Kesehatan
Mahasiswa

Kisah Edukasi Antirokok Mahasiswa Unhas di Jeneponto


Para mahasiswa FKM Unhas Posko 6 bersama para pemuda Desa Pattiro, Jeneponto, setelah sukses menjalankan program edukasi bahaya merokok yang kreatif melalui permainan kartu remi. Inovasi ini terbukti meningkatkan pengetahuan pemuda secara signifikan, mendukung tercapainya SDGs 3. Kredit: FKM Unhas.
Para mahasiswa FKM Unhas Posko 6 bersama para pemuda Desa Pattiro, Jeneponto, setelah sukses menjalankan program edukasi bahaya merokok yang kreatif melalui permainan kartu remi. Inovasi ini terbukti meningkatkan pengetahuan pemuda secara signifikan, mendukung tercapainya SDGs 3. Kredit: FKM Unhas.


Hasilnya? Mengejutkan dan membanggakan. Setelah intervensi, skor pengetahuan para responden melesat secara dramatis. Pada post-test langsung setelah edukasi, seluruh responden mencapai skor sempurna: 100. Dan yang lebih luar biasa lagi, peningkatan ini terbukti berkelanjutan. Evaluasi lanjutan yang dilakukan enam bulan kemudian mengonfirmasi bahwa skor 100 tersebut masih dipertahankan oleh seluruh responden. Rata-rata skor pengetahuan pun stabil di angka 100 dengan standar deviasi 0, sebuah angka yang secara statistik menunjukkan bahwa setiap pemuda kini memiliki pemahaman yang maksimal dan seragam mengenai bahaya merokok.

Peningkatan ini bukan hanya sekadar angka. Para pemuda kini mampu menjelaskan bahaya merokok dengan lebih runtut, jauh berbeda dari sebelum edukasi. Mereka mengungkapkan bahwa kegiatan ini telah "membuka wawasan," membuat mereka lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan terkait merokok, dan menumbuhkan kepedulian terhadap kesehatan diri serta lingkungan sekitar. "Kami sangat senang dengan permainan edukasi kartu remi ini karena dapat meningkatkan pengetahuan tentang bahaya merokok dengan menggunakan permainan yang kami lakukan sehari-hari," tutur pemuda lainnya, menggambarkan bagaimana edukasi menjadi menyenangkan dan relevan.

Kegiatan ini tak hanya sekadar program kampus, melainkan selaras dengan komitmen Universitas Hasanuddin dalam mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs), khususnya pada SDGs 3: Kehidupan Sehat dan Kesejahteraan. Dengan fokus pada pencegahan penyakit dan promosi kesehatan melalui keterlibatan langsung pemuda, program ini menjadi langkah strategis untuk mengurangi angka perokok, menciptakan lingkungan yang lebih bersih, dan mendorong terwujudnya udara yang lebih sehat bagi seluruh masyarakat Jeneponto.

Kisah di Desa Pattiro ini adalah bukti nyata bahwa edukasi yang kreatif, disokong oleh data akurat dan semangat pengabdian, mampu menembus batas-batas kebiasaan, mengubah perilaku, dan pada akhirnya, membangun masa depan yang lebih sehat dan lestari. Ini adalah narasi tentang bagaimana inovasi sederhana dapat menjadi katalisator perubahan besar, yang patut menjadi inspirasi.(*)