KESENNUMA-MIYAGI,UNHAS.TV– Di tengah hiruk-pikuk kehidupan pasca-bencana, sebuah kolaborasi riset internasional tengah merajut kisah menarik tentang pemulihan dan integrasi sosial di kota pesisir Kesennuma, Prefektur Miyagi. Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Hasanuddin (Unhas) dari Makassar, Indonesia, kini menjadi bagian integral dari proyek penelitian prestisius yang didanai oleh Japan Society for the Promotion of Science (JSPS) di bawah Kementerian Pendidikan Jepang.
Proyek ini, yang dipimpin oleh Prof. Nagatsu Kazufumi, seorang pakar Antropologi Maritim terkemuka dari Universitas Toyo, memiliki fokus mendalam pada dampak bencana alam terhadap wilayah pesisir dari berbagai perspektif. Prof. Nagatsu bukanlah nama asing bagi Indonesia, terutama di wilayah pesisir Sulawesi Selatan, tempat ia telah lama mendedikasikan penelitiannya pada komunitas maritim, khususnya Orang Bajo.
Luka 2011 dan Bangkitnya Kesennuma
Kesennuma, sebuah kota di utara Tokyo, adalah salah satu wilayah yang paling parah dilanda gempa bumi dan tsunami dahsyat pada 11 Maret 2011. Bencana ini tidak hanya merenggut nyawa dan menghancurkan infrastruktur, tetapi juga meninggalkan luka mendalam pada tatanan sosial dan ekonomi masyarakatnya. Penelitian Prof. Nagatsu, yang telah berlangsung selama tiga tahun dan dijadwalkan berlanjut dua tahun ke depan, berupaya memahami proses pemulihan jangka panjang ini.
Salah satu aspek krusial yang kini dieksplorasi adalah peran vital pekerja migran, khususnya dari Indonesia, dalam rekonstruksi Kesennuma dan upaya integrasi mereka dengan masyarakat lokal. Ini menjadi sorotan utama dalam observasi awal yang dilakukan tim riset pada 4-6 Juli 2025 di Kesennuma.