
Dari ketinggian Gunung Anba, tempat perlindungan saat tsunami dahsyat 2011, terhampar pemandangan Kota Kesennuma yang kini bangkit kembali. Lanskap ini bukan hanya keindahan alam, tetapi juga saksi bisu ketangguhan dan semangat pemulihan masyarakatnya. Tim riset FIB Unhas dan Universitas Toyo turut mempelajari bagaimana kota ini membangun kembali, termasuk peran vital pekerja migran Indonesia dalam proses tersebut.Kredit: Rudy Yusuf.
Jejak Kolaborasi yang Telah Terukir
Observasi awal ini bukanlah langkah pertama FIB Unhas dalam kemitraan dengan Universitas Toyo. Sebelumnya, proyek bersama penerjemahan buku "Orang Laut, Bajak Laut, Raja Laut" karya Adrian B. Lapian ke dalam bahasa Jepang telah berhasil dijalankan. Selain itu, Dr. Meta Sekar Puji Astuti, seorang dosen Sastra Jepang FIB dan pakar sejarah hubungan Indonesia-Jepang, juga pernah berkunjung langsung dan memberikan kuliah umum, menegaskan kedalaman ikatan akademis yang sudah terjalin.
Dengan rekam jejak kolaborasi yang solid, diharapkan realisasi kerja sama dengan Universitas Toyo, khususnya dengan bidang yang digeluti oleh Prof. Nagatsu, akan semakin intens dan merambah ke berbagai bidang ilmu di FIB Unhas. Jadwal yang padat juga menanti, dengan rencana kehadiran Rektor Universitas Toyo dalam forum Rektor Jepang-Indonesia pekan ini, sekaligus dijadwalkan untuk bertemu langsung dengan Dekan FIB Unhas. Ini menjadi sinyal kuat bagi masa depan kemitraan yang lebih erat, membuka gerbang peluang riset dan pertukaran budaya yang lebih luas bagi kedua institusi.(*)