News
Sulsel

Kunjungi Korban Unjuk Rasa, Meity Rahmatia Harap Warga Sulsel Saling Menjaga dan Mengasihi

MAKASSAR, UNHAS.TV - Situasi Kota Makassar kini kembali normal. Jalan-jalan tampak ramai seperti biasa, menunjukkan aktivitas ekonomi dan sosial warga Makassar yang padat.

Pada Jumat 29 Agustus 2025 lalu, unjuk rasa di sejumlah titik di ruas jalan Kota Makassar sempat membekukan semua rutinitas ini.

Terutama di tiga jalan utama, yaitu Jalan Sultan Alauddin, Jalan Andi Pangerang Pettarani dan Jalan Jenderal Urip Sumohardjo.

Mahasiswa dan pengemudi ojek online turun ke jalan, memberikan atensi dan memprotes meninggalnya Affan Kurniawan di Jakarta akibat dilindas mobil Barakuda Polisi.

Unjuk rasa yang semula damai ini berakhir rusuh. Massa kemudian membakar Gedung DPRD Kota Makassar dan Gedung DPRD Propinsi Sulawesi Selatan.

Akibat peristiwa ini, 3 orang dinyatakan meninggal akibat terjebak api di DPRD Makassar dan beberapa lainnya dilarikan ke rumah sakit karena luka bakar yang cukup parah. Peristiwa ini benar-benar menyisakan duka mendalam. 

Banyak pihak yang tak menduga, di Makassar yang menjunjung tinggi budaya siri, sipakalebbi, sipakatau dan sipakainge, peristiwa tragis ini terjadi.

"Saya sangat terpukul menyaksikan peristiwa tragis ini, saya menangis terjadi di kampung halaman saya," ungkap akun Petta Rukka Daeng Gora di laman Facebook, seorang Warga Makassar yang bermukim di Australia.

"Masyarakat Bugis-Makassar dikenal sangat menjunjung budaya saling mengingatkan dan menghargai satu dengan lainnya," tambah alumni Teknik Mesin Unhas itu.

Tak lama setelah kejadian, alumni Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin itu bahkan sempat membuat siaran live, mengulas khusus peristiwa memilukan tersebut. 

Hal sama juga turut dirasakan Anggota DPR RI dari Sulawesi Selatan, Hj Meity Rahmatia.

Ia mengaku sedih atas peristiwa pada Jumat lalu itu. Sebagai perwakilan rakyat dari Sulsel, ia menyampaikan belasungkawa yang dalam kepada keluarga korban.

"Saya menyampaikan duka mendalam kepada semua korban. Semoga ke depan tidak terulang lagi kejadian seperti ini. Kita masyarakat Sulsel memiliki rasa sipakalebbi, sipakainge, sipakatau," ujar Meity dalam rilis ke media.

"Budaya ini kita kedepankan, rasa saling mengasihi dan menyayangi sesama masyarakat Bugis, Makassar dan Sulsel umumnya. Tujuannya agar tidak ada korban jiwa seperti yang kita rasakan sekarang ini. Kasihan keluarga dan anak-anak yang ditinggalkan," jelasnya.

Meity pada pekan ini menjenguk sejumlah keluarga korban di Makassar. Dalam kunjungannya tersebut, ia menyampaikan rasa duka secara langsung.

Ia juga mendukung upaya rehabilitasi korban pasca unjuk rasa yang dilakukan pemerintah. Tak hanya yang meninggal tapi juga yang sedang dalam perawatan intensif di rumah sakit.

Dan sebagai perwakilan masyarakat Sulsel di Komisi Tiga Belas, ia juga meminta Komnas HAM dan LPSK tetap memperhatikan hak-hak dan perlindungan bagi sejumlah pengunjuk rasa yang ditahan di kepolisian saat ini.

"Hak-hak sebagai warga negara tetap diperhatikan agar mereka mendapat menjalani proses pemeriksaan dengan adil," harapnya. (*)