Oleh: Yadi Mulyadi*
Eksordium
Di tengah tuntutan dunia kerja yang semakin kompetitif, Universitas Hasanuddin menegaskan komitmennya mencetak lulusan berdaya saing melalui kehadiran Lembaga Sertifikasi Profesi Universitas Hasanuddin (LSP Unhas). Bukan sekadar lembaga administratif, LSP Unhas telah menjelma sebagai garda depan dalam menjembatani kompetensi akademik dan kebutuhan industri.
Didirikan dengan semangat inovasi dan pengabdian, LSP Unhas memperoleh lisensi resmi dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) pada 6 Januari 2023, menandai tonggak penting dalam sejarah pendidikan vokasi di Indonesia. Bermarkas di Kampus Unhas Tamalanrea, lembaga ini kini membina lima Tempat Uji Kompetensi (TUK) aktif: di Fakultas Peternakan, Fakultas Teknik, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Fakultas Vokasi, serta Fakultas Pertanian sebagai awal dari jangkauan yang akan meluas ke seluruh fakultas.
Infografis Jumlah Skema di LSP Unhas dari tahun 2023-2025 Kredit: LSP Unhas

Infografis Jumlah Skema di LSP Unhas dari tahun 2023-2025 Kredit: LSP Unhas
Namun sejarah tidak cukup hanya ditulis—ia harus dibuktikan oleh capaian. Dan itulah yang dilakukan LSP Unhas. Dalam waktu singkat, LSP Unhas telah menerbitkan 65 skema sertifikasi yang diakui BNSP, dengan 50 skema tambahan menanti verifikasi, Selain itu, juga telah memberdayakan lebih dari 100 asesor, memastikan proses uji kompetensi dilakukan secara profesional, serta melayani 596 asesi yang siap bersaing di dunia kerja berdasarkan kompetensi teruji, dan yang paling membanggakan, pada Mei 2025, Unhas ditunjuk sebagai Presiden Konsorsium LSP P1 Perguruan Tinggi Seluruh Indonesia, menjadikan LSP Unhas sebagai model nasional dalam pelaksanaan sertifikasi profesi. Tak berhenti di sana, LSP Unhas juga aktif menggelar workshop, pelatihan internalisasi asesmen, dan forum diskusi untuk terus menyelaraskan uji kompetensi dengan dinamika industri.
Berdasarkan data pada laman https://lsp.unhas.ac.id/ tahun 2023 LSP Unhas baru memiliki 28 asesor. Kemudian tahun 2024, jumlah asesor meningkat menjadi 47 asesor, mengalami peningkatan sebesar 19 orang dibanding tahun sebelumnya, lalu pada tahun 2025* (*Peserta Pelatihan Asesor bulan Juli): Jumlah asesor diproyeksikan mencapai 72 asesor. Sehingga Total Asesor LSP unhas pada tahun 2025* ditargetkan mencapai 147 Asesor dan angka ini akan terus bertambah seiring penambahan ruang lingkup di LSP Unhas.
Pentingnya Mahasiswa Memiliki Sertifikat Kompetensi
Sertifikat kompetensi teknis bagi mahasiswa bukan sekadar selembar kertas—ia adalah bukti nyata bahwa seseorang mampu, bukan hanya tahu. Di tengah persaingan kerja yang semakin ketat, sertifikasi ini menjadi pembeda yang signifikan antara lulusan yang siap kerja dan yang masih perlu dibimbing. Di tengah pasar kerja yang makin selektif, ijazah saja tak lagi cukup. Perusahaan kini menaruh perhatian pada kemampuan teknis riil yang dibutuhkan langsung di lapangan. Sertifikat kompetensi menjadi bukti bahwa mahasiswa tak hanya belajar teori, tapi juga menguasai praktik yang relevan. Ini adalah paspor menuju dunia kerja dengan kepala tegak—bukan sekadar pelamar, tapi kandidat yang sudah teruji.
Dalam konteks global, setiap industri memiliki standar kompetensi sendiri, dan tak jarang sertifikat menjadi syarat wajib dalam rekrutmen. Dengan memiliki sertifikasi, mahasiswa bisa mengakses lebih banyak lowongan, termasuk yang sebelumnya tampak eksklusif. Bahkan untuk magang, banyak perusahaan kini menilai sertifikasi sebagai nilai tambah. Ia bagaikan kunci yang bisa membuka berbagai pintu karier.
Selain itu, mahasiswa yang lulus dari pelatihan dan dinyatakan kompeten oleh asesor membuat mahasiswa lebih percaya diri menghadapi tantangan profesional. Mereka tahu bahwa kemampuan mereka telah diverifikasi secara objektif. Dan dari sisi pemberi kerja, kepercayaan juga tumbuh karena ada jaminan bahwa sang kandidat benar-benar bisa mengerjakan apa yang ditulis di Curriculum Vitae.
Tidak kalah penting, dalam proses sertifikasi sering kali mempertemukan mahasiswa dengan pelatih, asesor, dan profesional industri. Interaksi ini bukan hanya soal pengujian, tapi juga kesempatan membangun jejaring. Dari sini, banyak pintu terbuka: mentor baru, peluang magang, kolaborasi proyek, hingga inspirasi karier masa depan. Dengan demikian sertifikasi ini dapat menjadi jembatan bagi mahasiswa untuk menuju dunia profesional.
Sertifikat kompetensi bukan akhir, melainkan awal. Ia adalah fondasi untuk melanjutkan ke jenjang lebih tinggi, baik dalam hal sertifikasi lanjutan, spesialisasi bidang, atau kenaikan jabatan. Di banyak profesi, sertifikat menjadi dasar jenjang karier. Jadi, bagi mahasiswa, ini bukan cuma modal mencari kerja, tapi juga tangga untuk terus naik dalam perjalanan profesional mereka.