Oleh: Arief Bisma (pipink)*
Salah satu yang kita pelajari dalam ilmu pertanian adalah memilih benih unggul, menyiapkan media tanam yang sesuai, dan melindunginya dari hama penyakit. Tujuannya agar tanaman tumbuh subur dan produktif. Prinsip ini yang juga kita terapkan dalam pendidikan mahasiswa di Fakultas Pertanian UKRI.
Mahasiswa adalah benih-benih unggul dengan potensi luar biasa. Tapi potensi ini tidak akan pernah tumbuh maksimal jika hanya “disimpan” di pot kecil atau polibag. Mereka butuh lingkungan belajar yang menantang dan menumbuhkan. Lingkungan yang mengasah ilmu dan logika, menguatkan mental dan karakter, sekaligus menumbuhkan inovasi, kreativitas, dan keterampilan hidup.
Mahasiswa tidak seharusnya hanya berkembang di dalam kelas. Jika itu yang terjadi, mereka hanya akan menjadi seperti tanaman bonsai. Tumbuh indah dan rapi tetapi tidak akan pernah menjadi besar. Mahasiswa pertanian harus mengenal dunia luar yang sesungguhnya.
Mereka perlu menyaksikan langsung realitas lapangan, memahami dinamika pertanian yang penuh tantangan tetapi juga kaya akan peluang. Dengan menghadapi banyak tantangan, mahasiswa akan belajar tekun dan menemukan strategi untuk berhasil.
Dengan proses ini, wawasan mahasiswa akan terbuka. Cara pandang mereka berkembang. Semangatnya akan terus menyala. Mereka akan tumbuh menjadi insan akademis, pencipta, dan pengabdi yang bertanggungjawab atas terwujudnya kedaulatan pangan dan menjadikan Indonesia sebagai Lumbung Pangan Dunia. Sukses untuk dirinya, bermanfaat bagi banyak orang, dan berkonstribusi nyata bagi bangsa.
Untuk itu, berbagai kegiatan pertanian difasilitasi dengan melibatkan mahasiswa sebagai pelaku utama. Mereka belajar tentang perbenihan, pengolahan lahan, penanaman, perawatan, panen, pemasaran, hingga hilirisasi produk pertanian.
Mahasiswa juga dilatih membangun usaha dari skala kecil melalui UMKM Pertanian. Mereka belajar berkolaborasi, membangun tim kerja, memperluas jejaring, dan mengembangkan bisnis pertanian agar memiliki daya saing tinggi.
Melalui proses ini, mahasiswa tidak hanya belajar teori, tetapi juga mampu memahami tantangan riil di lapangan. Mereka belajar memecahkan masalah dengan kreativitas dan inovasi berbasis praktik langsung.
Fakultas Pertanian UKRI akan terus mengembangkan kegiatan-kegiatan pertanian yang terintegrasi. Tujuannya jelas: agar mahasiswa memiliki pengalaman berharga membangun ekosistem pertanian masa depan.
Kita ingin mereka tumbuh menjadi Insan Cita Pertanian : generasi yang mandiri, kreatif, tangguh, berdaya saing, dan mampu menghadirkan solusi konkret bagi kedaulatan pangan serta kesejahteraan masyarakat.
Kerjasama dengan Psikolog Profesional
Kami para dosen adalah generasi yang lahir di era 80-an. Sementara mahasiswa hari ini lahir di tahun 2000-an. Jarak generasi kami dan mereka begitu lebar. Jarak ini bukan hanya soal angka, tetapi juga soal cara berpikir, bersikap, dan memaknai hidup.
Kami dibentuk oleh situasi, tantangan, dan cara hidup yang jauh berbeda. Karena itu, memaksakan pola pendidikan masa lalu kepada mahasiswa saat ini hanya akan menjadi bumerang dan kontra produktif.
Mahasiswa hari ini tumbuh di era digital. Teknologi dan media sosial sudah menjadi bagian tidak terpisahkan dalam hidupnya sejak mereka masih kecil. Cara mereka belajar, berkomunikasi, dan menilai dunia dibentuk oleh teknologi dan arus informasi yang bergerak begitu cepat.
Jika kita gagal memahami kondisi mental dan cara pandang mereka, proses pendidikan hanya akan menjadi rutinitas tanpa makna. Kita akan gagal mendampingi dan membekali mereka menghadapi masa depan.
Kami menyadari, tugas pendidikan bukan hanya tentang transfer ilmu pertanian. Kita juga perlu dan penting memahami aspek psikologis dan mental mahasiswa. Faktor ini sangat menentukan bagaimana mereka belajar, berpikir, dan menyiapkan masa depan.
Karena itu, Fakultas Pertanian UKRI menjalin kerja sama dengan Magnaka Psikologi. Lembaga ini memiliki psikolog profesional dengan pengalaman puluhan tahun menangani ribuan klien dari berbagai latar belakang.
Secara rutin, kami berdiskusi untuk memahami minat, bakat, potensi, serta tantangan mental mahasiswa. Dengan demikian, kami dapat mendampingi mahasiswa secara lebih tepat dalam merencanakan karir dan membangun masa depannya.
Upaya ini juga menjadi ruang belajar bagi kami. Bagaimana memahami cara berpikir generasi hari ini. Bagaimana memahami dinamika mental mereka, tantangan yang dihadapi, dan pendekatan apa yang paling relevan agar mereka tumbuh menjadi pribadi tangguh dan inovatif.
Kita Perlu Bekerja Lebih Ekstra
Mengapa kita perlu melakukan semua ini? Karena kita tidak ingin 4 tahun masa studi mahasiswa Fakultas Pertanian UKRI berlalu tanpa makna. Kita tidak ingin mengorbankan masa depan mahasiswa dan mengecewakan harapan orang tuanya. Kita tidak ingin menyia-nyiakan benih unggul ini yang merupakan aset penting dan strategis bagi masa depan bangsa.
Kita berharap mereka lulus bukan hanya dengan IPK tinggi, tetapi juga memiliki keterampilan hidup, kemampuan berpikir kritis dan kreatif, serta karakter yang tangguh dan percaya diri menghadapi dunia kerja dan kehidupan.
Kita bukan hanya dosen yang mengajar di kelas. Kita juga akan menjadi teman bagi mereka, yang bisa ngopi dan diskusi bersama untuk merancang masa depan pertanian Indonesia. Kita akan berusaha agar mahasiswa mulai meraih kesuksesan sejak mereka masih di bangku kuliah. Menjadi pribadi yang mandiri dan tidak lagi sepenuhnya bergantung pada orang tua.
Kita akan bekerja maksimal agar Fakultas Pertanian UKRI melahirkan Insan-insan Cita Pertanian. Generasi yang memiliki ketekunan, karakter tangguh, dan keberanian menghadapi rintangan dan tantangan. Generasi yang mampu membangun ekosistem pertanian, memperkuat kedaulatan pangan, dan menjadikan Indonesia sebagai Lumbung Pangan Dunia.
Jayalah Mahasiswa Pertanian Indonesia.
Yakin Usaha Sampai.
Bergerak untuk Indonesia Jaya.
*Penulis adalah Dekan Fakultas Pertanian Universitas Kebangsaan Republik Indonesia (UKRI).
Ketika menempuh studi S1 di Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin, aktif diberbagai organisasi, antara lain : Ketua Umum HIPMA Gowa (2000-2002), Ketua Umum BEM Fakultas Pertanian Unhas (2002-2003), Ketua Umum HMI Cabang Makassar Timur (2004-2005).