News
Sport

Malam Terburuk Barcelona di Andalusia, Dibenamkan Sevilla 4-1

UNHAS.TV - Catatan kelam dari Barcelona pada pekan ini. Mereka kehilangan rekor tak terkalahkan, puncak klasemen, dan rasa percaya diri.

Ya, empat hari setelah tersungkur di Liga Champions, kalah 1-2 di kandang dari PSG, FC Barcelona kembali babak belur.

Kali ini di pentas La Liga, di tangan Sevilla yang tampil seperti kesetanan di Estadio Ramón Sánchez Pizjuán, Minggu (5/10/2025) malam atau Senin (6/10/2025) dini hari.

Skor akhir 4-1 dari Sevilla, bukan sekadar kekalahan. Itu adalah tamparan keras yang mengguncang ruang ganti Blaugrana.

Segalanya salah sejak menit pertama. Barça yang biasanya tampil penuh gaya, malam itu justru loyo dan kehilangan arah.

Hansi Flick berdiri terpaku di pinggir lapangan, menyaksikan timnya porak-poranda di tangan tim Andalusia yang menemukan performa terbaik mereka musim ini.

Petaka datang lebih cepat dari dugaan. Ronald Araújo dianggap melanggar Isaac Romero di kotak terlarang. Keputusan yang tampak keras di awal pertandingan, tapi setelah tinjauan VAR, wasit tetap menunjuk titik putih.

Alexis Sánchez, dengan sikap dingin, menaklukkan mantan klubnya dan membawa Sevilla unggul 1–0.

Belum sempat Barça bernapas, serangan demi serangan datang bertubi-tubi. José Ángel Carmona hampir menggandakan skor, sementara kiper Wojciech Szczęsny sibuk menepis tembakan berbahaya dari Batista Mendy.

Kemudian Isaac Romero akhirnya menuntaskan umpan Rubén Vargas menjadi gol kedua. Skor 2-0 membuat fans tuan rumah meledak dalam euforia.

Bagaimana dengan Barcelona? Mereka masih mencari bentuk. Cedera beberapa pemain kunci membuat mereka terlihat kehilangan daya ledak. 

Harapan yang Hanya Sekejap

Tepat sebelum turun minum, Marcus Rashford memberi secercah harapan. Umpan melengkung dari Pedri disambutnya dengan voli cantik yang menghujam jala Odysseas Vlachodimos.

Skor 2–1 menyalakan kembali asa comeback ala Barcelona — sesuatu yang sudah sering mereka lakukan musim ini.

Di babak kedua, Blaugrana mencoba menekan. Peluang emas datang lewat hadiah penalti setelah Adnan Januzaj menjatuhkan Alejandro Balde.

Robert Lewandowski maju sebagai algojo dan gagal. Tendangannya melambung, meninggalkan raut frustrasi di wajah pemain dan pelatih. Seperti kisah lama yang berulang, harapan itu hanya sebentar.

Dua peluang bersih lainnya dari Roony Bardghji pun mentah di tangan Vlachodimos. Malam ini, keberuntungan menolak hadir untuk Barcelona.

Ketika semua tampak gelap bagi Barça, Sevilla justru semakin ganas. Mereka tak menunggu untuk bertahan. Mereka memburu gol-gol berikutnya.

Szczęsny masih sempat menahan tendangan Djibril Sow, tapi tak bisa berbuat banyak saat Carmona menjebol gawangnya untuk gol ketiga.

Sisa delapan menit waktu tambahan hanya formalitas. Akor Adams memastikan pesta Andalusia lengkap dengan gol keempat, mengunci kemenangan 4–1.

Itulah kemenangan untuk pertama kalinya dalam satu dekade, Sevilla menumbangkan Barcelona di pentas liga.

Di sisi lain, Real Madrid yang sehari sebelumnya menang 3–1 atas Villarreal kembali ke puncak klasemen. Dengan keunggulan dua poin. 

Flick: Kekalahan yang Menyakitkan

Usai laga, wajah pelatih Barcelona Hansi Flick menyiratkan kekecewaan mendalam. Namun pelatih asal Jerman itu memilih untuk tenang.

“Ini kekalahan yang harus kami terima,” ujarnya. “Kami membuat banyak kesalahan di babak pertama, tapi di babak kedua tim bereaksi dengan baik. Sayangnya, Sevilla lebih efisien.”

Flick menegaskan bahwa jeda internasional Oktober ini akan menjadi waktu penting untuk melakukan sejumlah evaluasi. Terutama atas dua kekalahan beruntun.

“Kami akan gunakan waktu ini untuk memulihkan pemain yang cedera dan memperbaiki performa. Kami bermain untuk klub luar biasa dan pendukung yang selalu setia, meski malam ini mereka terluka.”

Pesan terakhirnya sederhana tapi kuat: “Kami akan bangkit. Tim ini kuat, dan kami akan berjuang untuk setiap gelar.”

Barcelona kini terpental ke posisi dua klasemen. Ketika sorak-sorai di Sánchez Pizjuán mulai reda, satu hal menjadi jelas, sang raksasa Katalan sedang goyah. Pertanyaannya kini, seberapa cepat mereka bisa kembali berdiri? (*)