News

Mampukah Unhas Menjawab Tuntutan Global melalui Kurikulum yang Disiapkan?




Tahun 2025, Unhas menerima akun premium Coursera yang dibagikan kepada mahasiswa untuk mengikuti berbagai course untuk meningkatkan skill dan kompetensi mahasiswa.

Hingga kini, tercatat 415 akun Coursera aktif dengan total 1.065 kursus yang telah ditempuh. Akses ini memberi mahasiswa peluang untuk belajar langsung dari sumber terbaik dunia, mulai dari universitas top global hingga perusahaan teknologi terkemuka.

Pendidikan tinggi harus membuka ruang bagi mahasiswa untuk belajar di luar disiplin ilmunya agar tetap relevan dengan perkembangan teknologi. Praktik ini selaras dengan arah Unhas yang membuka akses pada online course internasional serta mengembangkan program joint/double degree, termasuk kuliah daring lintas negara seperti di Korea Selatan.

Hingga tahun 2025, sebanyak 7 program studi di Unhas telah menyelenggarakan program joint/double degree dengan berbagai universitas top dunia seperti Nanchang University (China) , University of Queensland (Australia), Toyohashi University of Technology (Jepang), Victoria University of Wellington (New Zealand), serta Management and Science University (Malaysia).

Unhas juga memberi kesempatan mahasiswa untuk merasakan dunia profesional. Hingga Juli 2025, Unhas telah bermitra dengan 213 IDUKA. Melalui kemitraan ini, 1.798 mahasiswa telah melaksanakan magang di dalam negeri. Sementara itu, sebanyak 97 mahasiswa lainnya mendapatkan kesempatan magang internasional, yakni 93 orang magang di Jepang dan 4 orang lainnya magang melalui program Electec-Erasmus di Turki dan Italia. 

Angka-angka di atas bukan sekadar statistik, melainkan bukti bahwa Unhas membuka jalan nyata bagi mahasiswa untuk memasuki dunia profesional sejak dini. Mahasiswa tidak hanya belajar teori di kelas, tetapi juga mempraktikkannya langsung di lapangan.

Mereka belajar menyesuaikan diri dengan ritme kerja industri, memahami standar profesional, dan menghadapi tantangan nyata. Dengan demikian, lulusan Unhas tidak hanya sekadar ber-IPK tinggi, tetapi juga memiliki employability skills yang diakui oleh industri. 

Transformasi Digital

Lebih jauh, MKPK memberikan ruang luas untuk pengembangan diri. Mahasiswa bisa memilih aktivitas sesuai minat. Semua aktivitas ini tidak lagi dianggap “tambahan,” melainkan diakui secara akademik.

Melalui platform SIPAKAMASE (Sistem Pengakuan Kompetensi Akademik Mahasiswa secara Elektronik), setiap kontribusi mahasiswa dicatat sebagai bagian dari perjalanan akademik formal.

Jumlah aktivitas pengembangan kompetensi yang diikuti mahasiswa pada tahun 2025 mencapai total 26.046 aktivitas dibandingkan 6.783 aktivitas pada tahun 2023 atau meningkat sebesar 73,9%. 

Unhas telah menyiapkan ekosistem digital yang lengkap. Ada SIKOLA (Sistem Kelola Pembelajaran) sebagai platform pembelajaran, SIPANTAU (Sistem Informasi Pengelolaan Tugas Akhir) untuk pengelolaan tugas akhir, serta SIPAKAMASE untuk rekognisi MKPK.

Melalui sistem ini, Unhas tidak hanya memenuhi tuntutan regulasi, tetapi melangkah lebih jauh dengan menciptakan ekosistem digital yang komprehensif.

Perjalanan Unhas tentu tidak tanpa tantangan. Pertama, menjaga kualitas implementasi MKPK di seluruh fakultas menjadi kunci. Aktivitas mahasiswa harus memiliki standar mutu yang sama, baik di tingkat lokal maupun internasional.

Kedua, infrastruktur digital harus terus diperbarui agar tetap adaptif terhadap perkembangan teknologi. Ketiga, dosen perlu bertransformasi dari sekadar pengajar menjadi fasilitator pembelajaran yang mendorong lifelong learning.

Namun, jika tantangan ini dihadapi dengan konsistensi, Unhas berpeluang besar menjadi model nasional. MKPK bisa direplikasi di perguruan tinggi lain sebagai praktik baik dalam menyelaraskan kurikulum dengan kebutuhan global. 

Dalam lanskap dunia yang terus bergerak, pendidikan tinggi tidak boleh terjebak pada rutinitas lama. Unhas telah membuktikan bahwa reformasi kurikulum bisa menjadi jawaban strategis untuk menyiapkan lulusan yang adaptif, kreatif, resilien, dan relevan secara global.

Melalui MKPK, kampus merah tidak hanya on the track menjawab Permendiktisaintek No. 39 Tahun 2025, tetapi juga memberi teladan bahwa kurikulum adalah alat transformasi nyata bagi generasi masa depan.


Referensi

Gim, G., Yun, J., and Lee, S. H. (2025). Quantifying Interdisciplinary Synergy in Higher STEM Education. EPJ Data Science, 14(1), 56.

World Economic Forum. (2025). Future of Jobs Report 2025: 78 Million New Job Opportunities By 2030 but Urgent Upskilling Needed to Prepare Workforces. World Economic Forum.