
Suasana Workshop Pemutakhiran Evidence-Based Learning (EBL) Program Studi S1 Ilmu Gizi FKM Unhas yang berlangsung secara hibrida. Kegiatan ini menjadi momentum penting untuk penguatan pembelajaran berbasis bukti yang lebih berdampak di masyarakat. Kredit: FKM Unhas.
Dari Kampus ke Komunitas: Membumikan Ilmu Gizi
Sesi materi diawali dengan paparan Dr. Abdul Salam, SKM, M.Kes., Dietisien, yang mengupas tuntas Sosialisasi Pelaksanaan EBL II. Ia menekankan bagaimana pendekatan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) membuka ruang pembelajaran yang lebih luas, tak hanya terkurung di dalam kampus, tetapi langsung membumi di masyarakat. Inilah esensi EBL: memungkinkan mahasiswa menghubungkan teori yang rumit dengan praktik nyata yang kontekstual.
Kemudian, Dr. Dian Sidik Arsyad, SKM, MKM, Ph.D membawa peserta menyelami dunia Manajemen dan Analisis Data EBL, sebuah aspek krusial dalam memastikan keabsahan dan kebermanfaatan data yang terkumpul. Sesi ini dilanjutkan dengan penjelasan teknis mendalam tentang instrumen EBL dan konversinya ke dalam SKS MKPK, yang disampaikan oleh Laksmi Trisasmita, SKM, MKM dan Dr. Hasan Basri, SKM. Sebuah proses detail yang memastikan setiap pengalaman mahasiswa di lapangan dapat diakui secara akademik.
Sebagai penutup, Andi Imam Arundhana, S.Gz., MPH, Ph.D, selaku Ketua Pengelola EBL, memimpin Diskusi Rencana Tindak Lanjut. Dalam diskusi yang interaktif ini, dirumuskan strategi pelaksanaan EBL II serta penyesuaian instrumen pengumpulan data. Hasilnya? Sebuah cetak biru yang akan segera disosialisasikan kepada mahasiswa, mempersiapkan mereka untuk terjun langsung ke lapangan, membawa perubahan nyata, dan mewujudkan pembelajaran yang lebih berdampak.(*)