Ekonomi

Menambang Masa Depan: Hilirisasi Nikel Menuju Era Kendaraan Listrik


Ekosistem Kendaraan Listrik

Data International Energy Agency (IEA) terbaru menunjukkan kecenderungan peningkatan permintaan baterai kendaraan listrik dunia. Dibanding data tahun 2022, terjadi peningkatan permintaan 40 persen menjadi 750 GWh pada tahun 2023.

Sebanyak 95 persen pertumbuhan permintaan baterai listrik itu datang dari industri mobil listrik. Permintaan terbesar berasal dari industri di China yang angkanya mencapai 76 persen dari kebutuhan dunia.

Peningkatan permintaan baterai listrik untuk kendaraan listrik ini tentu saja membutuhkan bahan utama, salah satunya nikel yang tersedia banyak di Indonesia.

Demi mendorong ekosistem industri kendaraan listrik, MIND ID melalui anggotanya PT Antam Tbk berencana membangun pabrik baterai kendaraan listrik (EV) berkapasitas 15 Giga Watt (GW) pada 2027.

Direktur Utama PT Aneka Tambang Tbk atau Antam, Nico Kanter, menyebutkan, pihaknya menggandeng Contemporary Amperex Technology Co Ltd atau CATL untuk mengembangkan baterai kendaraan listrik di Indonesia. Kebutuhan investasi proyek ini mencapai 12 miliar dolar AS.

Tidak hanya sampai di situ, Antam melalui PT Industri Baterai Indonesia atau Indonesia Battery Corporation (IBC) juga akan terlibat langsung memproduksi nikel sulfat, precursor, swerta katoda sebagai mabahan baterai.

Langkah dari hulu ke hilir Antam ini diharapkan bisa jadi jawaban Antam terhadap pengembangan industri kendaraan listrik nasional.(*)