Watch Unhas TV Live
Watch Unhas TV Live
Opini

OPINI: Keindahan yang Hilang dan Tantangan yang Bertahan di Bumi Palestina

Darmadi Tariah11 Mar, 2024

Oleh: Hamdah Syahidah (Mahasiswa Sastra Asia Barat, FIB, Universitas Hasanuddin)

“Bagaikan burung yang bebas terbang, mereka mengejar mimpi dalam kegelapan

Di balik tembok-tembok yang tinggi menjulang, asa terbangun, menari-nari dalam kehampaan

Di sudut-sudut kota yang sunyi, kisah-kisah lama terujar, terbawa angin

Namun, dalam diam yang menyesakkan, penderitaan lalu berubah menjadi bayangan

Palestina, tanah yang dulunya subur nan menyegarkan pandang

Kini lebur dihempas artileri buatan syaithan

Dalam do’a yang terangkai indah, mengalun merdu dari bibir para perindu surga

Palestina, derita, harapan, dan keyakinan yang nyata”

-Hamdah Syahidah

Kaum muslim tentunya tidak asing jika mendengar nama Palestina. Pasalnya, negeri yang mulia ini pernah menjadi kiblat umat Islam, negeri para Nabi, dan bumi Al-Quds. Setidaknya, dulu Palestina adalah bumi yang subur dan indah. Pekerjaan utama para penduduk Palestina adalah bertani, terutama di daerah Tepi Barat yang tanahnya begitu subur.

Di Khan Younis juga terdapat berhektar-hektar ladang jeruk. Pada tahun 2018, Jalur Gaza sampai memiliki 2000 hektar kebun jeruk yang bisa menghasilkan sampai 37.000 ton jeruk yang bervariasi (Suara Palestina News Agency, 08/11/2018). Di daerah Jabaliya juga terdapat kebun zaitun yang berlimpah, dan itu semua sebelum Zionis Israel memporak-porandakan Negeri Palestina.

Di Palestina, banyak tempat-tempat indah yang bisa menjadi objek wisata. Tempat-tempat ini adalah situs yang tidak boleh hilang dan dilupakan. Ada Masjidil Aqsha, Dome of the Rock, Gereja Kelahiran yang diyakini merupakan tempat Nabi Isa ‘Alaihissalam lahir. Letaknya ada di Betlehem (Bait al-Lahm) yang tidak jauh dari Baitul Maqdis. Ada juga Masjid Ibrahim di Hebron, Istana Hisyam yang dibangun oleh Khalifah Umayyah, Hisyam bin Abdul Malik. Ada Kota Tua di Hebron yang tidak jauh dari Masjid Ibrahim, Kota Tua Nablus, juga Laut Mati di Kota Yerikho (Intisari, 24/06/2021). Laut Mati ini adalah salah satu laut yang paling asin di dunia, dan di tempat inilah kaum Sodom yang durhaka diazab oleh Allah.

Namun, semua keindahan dunia adalah titipan yang fana. Begitu pula dengan yang dimiliki saudara-saudara kita di Palestina. Allah menguji mereka dengan ujian yang lebih berat dari yang kita alami. Zionis yang menjajah mereka sejak abad ke-19 silam kian menggila akhir-akhir ini. Dengan persebaran informasi yang sekarang lebih mudah untuk diakses, kita dapat melihat betapa kejamnya para Zionis itu melakukan genosida.

Dari berbagai media sosial yang bisa kita akses, salah satunya adalah Instagram, kita bisa mengetahui seberapa gentingnya keadaan di Palestina. Begitu banyak akun Instagram para jurnalis Palestina, misalnya akun @wissamgaza, @trtworld, @gazanow, @ashabul_aqlam99, @alhelou.y, dan lain-lain yang menyuarakan keadaan saudara-saudara kita di Palestina saat ini. Hanya berbekal jaringan internet yang bisa dengan mudah kita dapatkan di negeri ini, kita bisa menyebarkan dan membangkitkan rasa kemanusiaan yang samar-samar mulai hilang.

Konflik yang terjadi antara Palestina dan Israel ini jelas bukan merupakan sebuah konflik agama. Tidak sedikit warga dunia yang mengatakan bahwa asal mula terjadinya konflik ini adalah karena pertentangan agama antara Yahudi dengan Islam. Padahal sebenarnya, Palestina yang awalnya begitu damai di bawah kepemimpinan Kesultanan Ottoman selama berabad-abad, menjadi kacau balau ketika didatangi oleh seorang Yahudi Austro-Hungaria yang bernama Theodore Herzl. Theodor yang mendatangi Palestina mendirikan gerakan Zionis yang bertujuan untuk membangun negara Yahudi yang bebas dari antisemitisme (CNBC Indonesia, 15/11/2023).

HALAMAN BERIKUTNYA

1 2 3