MAKASSAR, UNHAS.TV - Program kerja KKN Inovasi Pengembangan Desa yang dilaksanakan oleh Nisa Tu’ban, mahasiswa Jurusan Arkeologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Hasanuddin, meninggalkan dampak positif bagi masyarakat Desa Tupabbiring, Kecamatan Bontoa, Kabupaten Maros. 

Salah satu kegiatan utamanya adalah sosialisasi dan pelatihan pendaftaran Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) yang berlangsung di Kantor Desa Tupabbiring, Maros, Senin (4/8/2025).

Pelatihan ini dirancang untuk memperkuat kapasitas perangkat desa dalam memahami mekanisme perlindungan budaya lokal melalui pendaftaran WBTB.

Selama kegiatan berlangsung, perangkat desa mendapatkan pendampingan mengenai cara mengenali potensi budaya khas desa, termasuk ritual Songkabala yang selama ini menjadi bagian dari tradisi masyarakat setempat.

Melalui pelatihan tersebut, peserta diperkenalkan pada langkah-langkah administratif pendaftaran WBTB, seperti penyusunan deskripsi budaya, pengumpulan data pendukung, serta proses pengajuan ke lembaga terkait.

Penguatan kapasitas ini diharapkan menjadi bekal berharga bagi desa untuk menginisiasi pengajuan perlindungan budaya secara mandiri di kemudian hari.

Hasil kegiatan menunjukkan bahwa pelatihan ini berhasil meningkatkan pemahaman dan kesadaran perangkat desa mengenai pentingnya menjaga keberlanjutan budaya lokal.

Dengan mengenali potensi budaya sendiri dan memahami proses pendaftarannya, masyarakat desa semakin termotivasi untuk mempertahankan warisan budaya agar tetap hidup, terlindungi secara hukum, dan diakui secara nasional.

Program KKN yang telah berlalu ini menjadi salah satu contoh kontribusi nyata mahasiswa dalam membantu desa mengembangkan pengelolaan budaya yang lebih terarah dan berkelanjutan.

(Rizka Fraja / Unhas.TV)