"Dengan ikut memandikan jenazah, kita bisa menambah iman karena kita akan berpikir, oh, suatu waktu saya juga akan diperlakukan seperti ini," katanya.
Fadjril Asikin, diaspora Indonesia, juga menceritakan perbedaan pengurusan jenazah di Amerika Serikat. Di Indonesia, jenazah umumnya dimandikan di rumah atau di masjid. Tetapi, di Amerika, proses itu harus dilakukan di funeral home atau rumah duka. Setelah itu jenazah kemudian dibawa ke tempat pemakaman.
Fadjril Asikin adalah perintis kelompok pemandi jenazah di komunitas Muslim Indonesia. Tentang mengapa harus di funeral home, Fadjril punya jawaban.
"Kita menjaga seandainya jenazah itu ada penyakit, makanya tidak boleh di rumah tapi mesti di funeral home, apalagi funeral homen pasti sudah dapat laporan dari rumah sakit," ujarnya.
Di Amerika, proses untuk sesegera mungkin memakamkan jenazah kadang tak berjalan sesuai aturan agama. Jika seseorang meninggal secara alami, maka keluarganya harus punya catatan medis tentang orang meninggal itu.
Keluarga juga harus menghubungi polisi terlebih dulu. Bila keluarga tidak memiliki catatan medis, pemerintah setempat akan melakukan autopsi untuk mengetahui penyebab kematiannya.
Demikian juga pemakaman yang harus mematuhi aturan pemerintah daerah setempat. "Kalau di Indonesia mayat langsung dimasukkan ke tanah. Kalau di sini (Maryland), mayat dimasukkan ke kotak sebelum dimasukkan ke lubang kuburan. Kotaknya dari plastik atau beton," kata Dedeh.
Sehubungan sunnahnya mayat harus mencium tanah, pengurus jenazah umumnya memasukkan tanah ke kotak itu agar wajah mayat tetap menyentuh tanah.(amir pr)
Laporan Nia Iman-Santoso dan Dhania Iman dari VOA untuk Unhas TV