Unhas Figure

Peranakan Tionghoa Makassar, Arwan Tjahjadi: Lestarikan Budaya

”Tamu-tamu kita yang datang dari luar kota, luar negri juga sudah berdatangan. Tamu kita ya kurang lebih 400 orang hari ini. Tentu kita berharap bahwa silaturahmi itu menjawab daripada apa kerinduan kita,” kata Arwan.

Arwan berharap, melalui kegiatan ini dapat menjadi wadah berkumpul dan menjalin silaturahmi agar peranakan Tionghoa yang lahir Makassar namun telah jauh merantau, dapat melepas rindu dengan acara reunian ini. Khususnya dengan mencicipi hidangan-hidangan khas kota Makassar yang telah  disiapkan dalam perayaan ini.

”Tidak hanya perayaan busana, kegiatan ini juga merupakan kuliner, peragaan kebaya. Budaya nenek moyang kita yang berkebaya,” tambah politisi dan pengusaha itu.

Arwan juga menjelaskan, puncak acara dari acara ini adalah budaya perkawinan peranakan, yang mempersatukan dua pasangan dalam pelaminan dengan adat Tionghoa. Terlihat adat budaya seorang peranakan Tionghoa setelah melakukan proses pernikahan, dan kemudian bagaimana seorang pengantin lelaki melakukan adat-adat setelah peminangan selesai.

Menurut penjelasan Arwan, rangkaian acara perayaan 4th Convention Peranakan of Tionghoa Makassar ini, sejatinya merupakan rangakaian yang berepisode yang membahas dan memperkenalkan mengenai budaya-budaya Tionghoa.

Arwan menjelaskan dalam rangakaian acara pertama yang diselenggarakan 9 tahun lalu, ialah mengenai bagaimana Culture budaya peranakan tionghoa saat mulai meminta izin pamit kepada orangtua. Dimana mereka harus disisir oleh keponakannya, dan kemudian mempersembahkan ”meja tinggi” yang merupakan sebuah adat yang memiliki artian memohon kepada sang pencipta sebelum memasuki mahligai pernikahan.

”Pamit sama yang mahakuasa, pamit sama orang tua,” ujarnya.

BACA SELANJUTNYA

>> Baca Selanjutnya