Pendidikan

Perpustakaan Unhas Toreh Sejarah, Pertahankan Status Unggul di Tengah Krisis Literasi Nasional

Pustaka

MAKASSAR, UNHAS.TV- Pada Jumat, 26 September 2025, sebuah kabar membanggakan kembali lahir dari jantung intelektual Universitas Hasanuddin (Unhas). Perpustakaan Unhas resmi mempertahankan akreditasi A (Unggul) dari Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas) untuk periode 2025–2029.

Predikat ini bukan hanya simbol prestasi administratif, melainkan juga refleksi kerja kolektif, semangat literasi, dan komitmen menghadirkan ruang belajar modern bagi civitas akademika.

Lebih dari Sembilan Komponen

Keberhasilan ini ditentukan oleh sembilan komponen akreditasi: koleksi, sarana-prasarana, pelayanan, tenaga, penyelenggaraan, pengelolaan, inovasi, tingkat kegemaran membaca, dan indeks pembangunan literasi masyarakat. Semua dijalankan dengan konsistensi oleh tim perpustakaan Unhas.

Kepala Perpustakaan Unhas, Dr. Fierenziana G. Junus, menjelaskan bahwa capaian ini lahir dari kerja panjang tim reakreditasi yang diketuai Anshar Saud dan sekretaris Iskandar, serta dukungan pustakawan senior dan muda.

“Kami berusaha membuktikan bahwa perpustakaan bukan sekadar tempat menyimpan buku, tetapi pusat penggerak literasi,” ujarnya.

Krisis Literasi Nasional dan Tantangan Perguruan Tinggi

Capaian Unhas terasa semakin bermakna jika dibandingkan dengan kondisi literasi nasional. Data UNESCO pernah menempatkan minat baca masyarakat Indonesia di angka yang memprihatinkan, yakni 0,001 – artinya hanya satu dari 1.000 orang yang benar-benar memiliki minat baca tinggi. Laporan terbaru dari World’s Most Literate Nations Ranked (CCSU, 2016) bahkan menempatkan Indonesia di peringkat 60 dari 61 negara.

Tantangan ini juga tercermin dalam dunia perguruan tinggi. Dari 4.292 perguruan tinggi di Indonesia, baru 2.511 yang memiliki Nomor Pokok Perpustakaan (NPP), dan hanya 604 perpustakaan (14,7%) yang terakreditasi.

Dalam situasi krisis literasi ini, predikat unggul yang dipertahankan Unhas bukan sekadar pencapaian individual, melainkan sejarah penting: bukti bahwa perguruan tinggi di kawasan timur Indonesia mampu menjadi garda depan dalam membangun peradaban literasi bangsa.

Direktur Standarisasi dan Akreditasi Perpusnas, Dra. Made Ayu Wirayati, M.I.Kom, menegaskan pentingnya capaian tersebut. “Tantangan kita masih besar. Namun Perpustakaan Unhas menunjukkan bahwa komitmen, standardisasi, dan inovasi mampu membawa perpustakaan menjadi pusat unggulan nasional,” ujarnya.

Senyum bangga tim Perpustakaan Universitas Hasanuddin (Unhas) usai berhasil mempertahankan Akreditasi A (Unggul) dari Perpustakaan Nasional untuk periode 2025-2029. Prestasi ini buah kerja keras dalam menjaga dan meningkatkan kualitas layanan perpustakaan, siap menjadi Perpustakaan Rujukan Nasional.
Senyum bangga tim Perpustakaan Universitas Hasanuddin (Unhas) usai berhasil mempertahankan Akreditasi A (Unggul) dari Perpustakaan Nasional untuk periode 2025-2029. Prestasi ini buah kerja keras dalam menjaga dan meningkatkan kualitas layanan perpustakaan, siap menjadi Perpustakaan Rujukan Nasional.


Dukungan Pimpinan dan Cita-Cita Rujukan Nasional

Wakil Rektor Bidang Pendidikan dan Kemahasiswaan, Prof. drg. Muhammad Ruslin, M.Kes, Ph.D, Sp.BM(K), menyebutkan bahwa akreditasi ini adalah modal strategis untuk menjadikan Perpustakaan Unhas sebagai rujukan nasional. “Prestasi ini adalah bagian dari cita-cita besar Unhas sebagai universitas berkelas dunia. Literasi menjadi fondasi dari semua langkah akademik,” katanya.

Simbol Harapan dari Timur Indonesia

Visitasi tim asesor yang dipimpin Renda Khris Ardhi Artha, S.Sos., M.Si dan Anton Alfian, S.IPI berlangsung penuh dinamika. Acara penyerahan berita acara reakreditasi pun diwarnai suasana haru, disaksikan para pejabat penting Unhas serta Duta Literasi Unhas 2025 – Rismayanti, S.S., M.Hum (unsur dosen) dan Hj. Fauziah, SE., S.Sos (unsur tenaga kependidikan).

Kini, Perpustakaan Unhas tidak lagi sekadar ruang dengan rak-rak buku. Transformasi digital menghadirkan akses ke database internasional, jurnal bereputasi, dan ruang kolaborasi. Mahasiswa generasi Z hingga peneliti senior dapat mengakses informasi global tanpa batas.

Di tengah kondisi bangsa yang masih berjuang melawan krisis literasi, pencapaian Unhas ini hadir sebagai mercusuar harapan dari Timur Indonesia. Bukan hanya menjaga akreditasi, melainkan menyalakan obor literasi yang akan menjadi warisan akademik bagi Indonesia dan dunia.

📌 Laporan Anshar Saud,Sekretaris Perpustakaan Unhas. Hp:081343817999.