UNHAS.TV - Bantuan kemanusiaan yang disalurkan Palang Merah Indonesia akhirnya tiba di El Arish, Mesir, setelah menempuh lima jam perjanalan dari Kota Cairo ke El Arish.
Bantuan seberat 32.5 ton ini diangkut dengan menggunakan dua truk untuk pengungsi Gaza yang berada di Gaza dan El Arish. Sebanyak 2,5 ton berupa 1.000 helai selimut dan 30 ton berupa makanan dalam bentuk bahan baku beras, gandum, gula, garam, dan minyak goreng.
Dr Abdurrahman Mohammad Fachir dari PMI mengatakan, selain bantuan itu, PMI juga menyalurkan pakaian untuk bayi dan anak anak serta obat-obatan untuk klinik-klinik kesehatan di wilayah El Arish yang menampung pengungsi Gaza di wilayah perbatasan Mesir dan Palestina.
"PMI bekerja sama dengan dengan Egyptian Red Crescent, KBRI Mesir, serta lembaga bantuan lainnya yang beroperasi di Palestina maupun di Mesir ini. PMI akan terus mendorong bantuan lainnya dan memastikan bantuan tersebut sampai ke para pengungsi di Gaza maupun Mesir," kata Abdurrahman melalui siaran pers PMI ke Unhas TV.
Kepala Markas Pusat Palang Merah Indonesia, Arifin Muh Hadi, menyatakan, bantuan bahan pangan, pakaian, dan obat-obatan yang dibawa ke El Arish pada 7 Februari ini mengacu pada data tim Bulan Sabit Merah Mesir. Bantuan disalurkan pada hari ini, Kamis (8/2/2024), untuk pengungsi Gaza di El Arish dan di wilayah Rafah, Gaza.
Tim Bulan Sabit Merah Mesir menjadikan El Arish sebagai pusat dapur umum saat ini karena ketersediaan fasilitas listrik dan gas. "Mereka Kesulitan fasilitas dapur umum skala besar di wilayah Gaza. Makanan hasil olahan yang dikerjakan di El Arish tersebut nantinya akan didistribusikan ke wilayah Gaza yang ditempuh sekitar satu jam perjalanan darat," ucapnya.
Konflik di Jalur Gaza masih terus berlanjut meski upaya untuk gencatan senjata terus dilakukan. Konflik tersebut membuat banyak penduduk sipil terkepung dalam wailayah pertempuran. Data Sitrep UNRWA mencatat pertempuran sengit di sekitar Khan Younis (barat daya Gaza) selama sepuluh hari terakhir telah menghilangkan banyak jiwa dan merusak infrastruktur sipil termasuk tempat penampungan terbesar UNRWA di wilayah selatan, Pusat Pelatihan Khan Younis (KYTC). Pertarungan di Khan Younis memaksa warga Palestina bergerak lebih jauh ke selatan menuju Rafah yang penduduknya sangat padat.(apr)