Kesehatan

PPOK, Penyakit yang Mengintai Perokok Aktif dan Pasif

Merokok. (foto: Pexel/Cottonbro_Studio)

MAKASSAR, UNHAS.TV - Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) menjadi ancaman kesehatan serius yang kini makin banyak ditemui.

Masalah kesehatan kronis ini disebabkan oleh peradangan pada paru-paru yang berlangsung dalam jangka waktu yang lama sehingga mengakibatkan penderitanya sulit bernafas.

Lantas apa penyebab seorang mengalami PPOK? Menurut dokter spesialis paru, dr Hasan Nyambe M Med Ed SpP, PPOK sering kali disebabkan oleh penggunaan rokok jangka panjang, baik konvensional maupun elektrik.

Rokok dapat menyebabkan penyempitan saluran pernapasan, mulai dari hidung hingga rongga dada yang akhirnya menimbulkan sesak napas.

Semakin sering seseorang mengisap asap rokok dalam jangka waktu panjang, baik itu rokok konvensional maupun elektrik, gejala yang muncul akan serupa. Gejala utama dari PPOK termasuk sesak napas saat melakukan aktivitas fisik, batuk kronis yang kadang disertai dahak berdarah, serta mudah merasa lelah.

Selain merugikan perokok itu sendiri, bahaya rokok juga mengancam orang-orang di sekitarnya yang disebut sebagai second hand smoker dan third hand smoker.

Berdasarkan data global, sekitar 30 hingga 40 persen perokok aktif berisiko tinggi terkena PPOK. Namun, risiko bagi perokok pasif pun tak kalah berbahayanya.

Untuk pasien PPOK, disarankan untuk tidak melakukan aktivitas yang dapat memicu kelelahan. Olahraga pun harus dilakukan di bawah panduan tenaga medis guna mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan.

Bagi para perokok yang ingin berhenti namun merasa kesulitan, dr Hasan Nyambe menawarkan tips berhenti merokok secara bertahap.

Memulai proses berhenti merokok memang tidak mudah, namun dengan kesungguhan dan dukungan yang tepat, hal tersebut dapat dicapai. Selain meningkatkan kesehatan pribadi, berhenti merokok juga melindungi kesehatan orang-orang di sekitar kita.

Rahmatia & Muhammad Syaiful (Unhas TV)