News

Prof Yusring: Lebih Utama Sembelih Sendiri Sapi Kurban Milik Kita

YB
MAKASSAR, UNHAS.TV - Pelaksanaan penyembelihan hewan kurban di Masjid Ikhtiar Kompleks Perdos Universitas Hasanuddin, Makassar, berlangsung lancar dan penuh makna. 

Tepat di Hari Raya Iduladha 1446 Hijriah, Jumat (6/6/2025), sebanyak 60 ekor sapi dikurbankan oleh para jamaah dan warga Perdos, untuk disalurkan kepada masyarakat yang berhak menerima.

Kegiatan ini melibatkan sembilan orang juru sembelih yang seluruhnya merupakan jamaah Masjid Ikhtiar Kompleks Perdos Unhas. 

Para juru sembelih tersebut merupakan mereka yang telah berpengalaman selama bertahun-tahun dalam menangani penyembelihan hewan kurban sesuai syariat Islam. Salah satunya adalah Prof Dr Yusring Sanusi Baso MApp Ling.

Di momen ini pula, Guru Besar Bidang Ilmu Pembelajaran Bahasa Berbantuan Komputer Fakultas Ilmu Budaya Universitas Hasanuddin ini menyembelih sendiri sapi kurbannya sendiri. 

Dirinya menekankan pentingnya memahami makna dan keutamaan menyembelih sendiri hewan kurban jika mampu, sebagai bentuk ketaatan dan pendekatan diri kepada Allah SWT.

“Saya ditugaskan untuk menyembelih. Dari dulu saya sudah jadi tukang jagal, karena saya juga punya 1 ekor sapi, jadi saya sembelih sapi saya sendiri, kenapa begitu, karena di dalam hukum Islam, kalau kita punya sapi, afdal (lebih utama) kalau kita menyembelih sendiri,” Ungkapnya. 

Prof. Yusring mengingatkan bahwa walaupun penyembelihan dapat diwakilkan jika pemilik hewan kurban tidak mampu menyembelih sendiri, penting untuk memastikan niat dan syarat-syarat syariat terpenuhi dengan benar. 

"Kalau kita tidak mampu menyembelih sendiri, kita bisa wakilkan, tetapi dipastikan bahwa yang mewakilkan itu betul-betul menyembelih untuk kita. Dan setelah itu, sebagai orang yang berkurban, setelah hewan kurban kita disembelih, maka kita menghadap ke Kakbah, dan kita berdoa inni wajjahtu dan seterusnya,” Jelasnya.

Selain aspek teknis, Prof. Yusring juga menguraikan dimensi spiritual dari ibadah kurban. Menurutnya, penyembelihan adalah simbol pengendalian nafsu dan upaya mendekatkan diri kepada Allah SWT, sebagaimana ibadah yang dilakukan oleh jamaah haji di Tanah Suci.

Ia menambahkan bahwa makna pengorbanan dalam ibadah kurban sejalan dengan ritual melempar jumrah yang dilakukan oleh jamaah haji, yakni sebagai bentuk simbolik membuang sifat-sifat buruk dalam diri manusia.

“Jadi menyembelih ini sebenarnya mengalirkan darah untuk membuang nafsu hewani dalam diri kita, sebagaimana jamaah haji yang melempar jamrah di sana juga membaca doa yang sama dengan di sini,” Ucap Prof Yusring. 

Prof. Yusring menutup penjelasannya dengan mengingatkan bahwa pelaksanaan kurban tidak hanya tentang menyembelih, tetapi juga memahami tata cara dan hikmah yang terkandung di dalamnya.

“Jadi ini adalah cara Allah untuk mendekatkan diri kepada-Nya, lewat ibadah berhaji dan lewat ibadah berkurban, semua sama perilakunya, hanya tempatnya yang berbeda. Afdal menyembelih sapi sendiri, boleh diwakilkan tapi ingat tata cara aturannya semuanya ada dalam agama kita,” Pungkasnya. 

(Iffa Aisyah Rahman / Andrea Ririn Karina / Unhas.TV)