MAKASSAR, UNHAS.TV - Tahapan Penjaringan Aspirasi dan Sosialisasi Bakal Calon Rektor Universitas Hasanuddin (Unhas) Periode 2026–2030 menjadi momentum bagi mahasiswa untuk menyuarakan kritik dan kebutuhan mendesak.
Isu-isu utama yang disoroti mahasiswa meliputi mahalnya penggunaan fasilitas kampus dan ketidakmerataan kebijakan antar-fakultas.
Muh Rifqi Fadhil, mahasiswa Fakultas Teknik, Departemen Teknik Sistem Perkapalan, menyampaikan beberapa poin penting yang perlu diperhatikan bakal calon rektor. Ia menekankan bahwa mahasiswa harus menjadi objek utama pertimbangan dalam setiap perkembangan kampus.
"Tentunya kita sebagai mahasiswa perlu memberikan saran kepada calon rektor Unhas semua bahwa Civitas akademika itu bukan hanya dosen, staf melainkan mahasiswa sebagai objeknya dalam perkembangannya itu perlu diperhatikan," ujar Rifqi.
Rifqi memaparkan tiga poin utama yang menjadi keresahan mahasiswa. Mulai dari fasilitas yang bisa disewa mahasiswa tapi dengan biaya yang cukup tinggi hingga kebijakan jam malam.
1. Penggunaan Fasilitas dengan Biaya Tinggi
Menurut pandangan Rifqi, penggunaan fasilitas kampus yang bisa digunakan oleh mahasiswa seperti GOR, Hotel Unhas, dan tempat lainnya.
"Penggunaan fasilitas yang seharusnya diberikan kepada mahasiswa masih diberikan pendanaan yang lumayan tinggi dan masih minim proposal kegiatan dari mahasiswa yang diterima," katanya.
Menurutnya, kondisi ini membuat mahasiswa lebih banyak mengeluarkan uang daripada menerima dukungan dana untuk membuat kegiatan.
2. Fasilitas Fisik yang Kurang Layak
Rifqi juga menyoroti kondisi fisik di lingkungan kampus. Terutama terkait fasilitas perkuliahan seperti pendingin ruangan dan bangku untuk kuliah.
"Terkait bagaimana sebenarnya fasilitas di Unhas sendiri masih banyak yang tidak terlihat, seperti AC dalam ruangan tidak menyala maupun kursi-kursi yang ada di dalam kelas, masih ada yang menggunakan kursi kayu atau patah-patah yang tidak layak pakai."
3. Keadilan Kebijakan dan Jam Malam Mahasiswa
Terakhir, Rifqi menyoroti masalah keadilan kebijakan dan inovasi mahasiswa. Ia menegaskan bahwa mahasiswa membutuhkan ruang dan wadah, terutama terkait aturan jam malam.
"Beberapa fakultas yang terlalu ditekankan sampai sore berkegiatan, namun di fakultas lain bisa," jelasnya. Ia berpendapat, seharusnya peraturan kampus bisa diterapkan secara adil.
"Sebenarnya kita ini se-lingkup Unhas, tetapi peraturan yang diberikan itu belum bisa adil merata di setiap fakultasnya," ujarnya.
"Itu yang perlu nantinya sebagai evaluasi bahwa jika ada kebijakan satu yang diberikan ke fakultas, rasa-rasanya harus digunakan di fakultas lainnya dan tentunya kebijakan yang keluar itu lebih ke arah mahasiswa,” tutupnya.
(Amina Rahma Ahmad / Unhas.TV)
Muh Rifqi Fadhil, mahasiswa Departemen Teknik Sistem Perkapalan Fakultas Teknik Unhas. (dok unhas.tv)
-300x169.webp)







