Opini

Teknokratisme Bahlil dan Agenda Percepatan Pembangunan



Bahlil Lahadalia


Sebagai Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral sekaligus Kepala Satgas Percepatan Investasi Energi, Bahlil memainkan peran penting dalam menata ulang arsitektur ekonomi nasional berbasis sumber daya yang dikelola secara adil dan berkelanjutan.

Ia mendorong pengelolaan energi—baik fosil maupun terbarukan—secara efisien, merata, dan bertanggung jawab, serta memastikan bahwa akses terhadap energi tidak menjadi hak istimewa segelintir pihak, melainkan hak dasar seluruh rakyat Indonesia.

Agenda percepatan pembangunan yang Presiden Prabowo gagas secara terang-terangan diarahkan oleh Bahlil pada model pembangunan yang berkeadilan dan berkelanjutan.

Keadilan ditegakkan dengan memastikan bahwa investasi dan pembangunan tidak lagi tersentralisasi di kota-kota besar atau Pulau Jawa saja, tetapi menjangkau wilayah timur Indonesia, kawasan perbatasan, dan daerah tertinggal.

Sementara keberlanjutan tercermin dalam upaya menjaga keseimbangan antara eksploitasi sumber daya dengan pelestarian lingkungan, serta antara pertumbuhan ekonomi dengan daya dukung sosial.

Bahlil menolak logika pembangunan yang hanya mengejar angka-angka makro tanpa melihat distribusi manfaatnya. Ia mendorong agar setiap proyek investasi memberikan dampak langsung bagi masyarakat sekitar.

Baik itu melalui penciptaan lapangan kerja, pembangunan infrastruktur sosial, maupun peningkatan kapasitas ekonomi lokal. Dalam kerangka ini, pembangunan berkeadilan menjadi fondasi bagi stabilitas dan keberlanjutan pembangunan nasional.

Di sisi lain, keberlanjutan menjadi prinsip kunci dalam menghadapi tantangan jangka panjang seperti krisis iklim, kelangkaan energi, dan ketimpangan sumber daya.

Melalui dorongan terhadap energi baru dan terbarukan, efisiensi energi, serta transparansi dalam pengelolaan sumber daya alam, Bahlil mengupayakan agar percepatan pembangunan tidak mengorbankan generasi mendatang. Inilah esensi dari pembangunan berkelanjutan yang sejati: tidak hanya memikirkan hari ini, tetapi juga menjamin masa depan.

Visi Presiden Prabowo Subianto untuk membangun Indonesia yang mandiri secara ekonomi dan berdaulat dalam energi akan sulit tercapai tanpa figur yang memahami dinamika lapangan seperti Bahlil. Ia tidak hanya mampu mengeksekusi kebijakan, tetapi juga mengartikulasikan strategi nasional ke dalam bentuk tindakan konkret yang berpihak pada rakyat.

Menuju satu abad Indonesia merdeka pada tahun 2045, pembangunan berkeadilan dan berkelanjutan harus menjadi arah utama. Indonesia membutuhkan pemimpin yang bukan hanya mengandalkan data dan teknologi, tetapi juga memiliki keberanian untuk melibatkan semua pihak, mendengar suara dari pinggiran, dan merancang solusi yang inklusif.

Bahlil Lahadalia adalah salah satu wajah dari harapan itu. Dengan pendekatan kolaboratif, keberanian mengambil keputusan, serta keberpihakan terhadap prinsip keadilan dan keberlanjutan, ia tampil sebagai figur yang relevan dalam menjawab tantangan pembangunan Indonesia masa depan.

Dalam perjalanan menuju Indonesia Emas, sosok seperti Bahlil bukan sekadar pelengkap, melainkan kebutuhan nyata untuk memastikan bahwa kemajuan adalah milik bersama—adil, lestari, dan menyeluruh.

*Penulis saat ini aktif sebagai Waketum PP AMPG dan BPP HIPMI.