Opini
Polhum

Tim Komunikasi Prabowo Harus Berguru ke Era SBY



ilustrasi

Menata Ulang Cara Berbicara

Komunikasi bukan sekadar alat menyampaikan pesan. Ia adalah cara membangun kepercayaan dan menjaga stabilitas politik.

Karl Deutsch, seorang pakar komunikasi politik, mengatakan bahwa pemerintahan yang gagal berkomunikasi dengan rakyatnya akan kehilangan kendali atas opini publik dan stabilitas politik itu sendiri. 

Baginya, komunikasi politik harus dikelola dengan efektif agar tidak hanya menjadi monolog kekuasaan, tetapi dialog yang membangun keterlibatan rakyat.

Dalam perspektif yang lebih filosofis, Hannah Arendt menulis dalam The Human Condition bahwa politik adalah seni berbicara dan bertindak. Kekuasaan tidak hanya bergantung pada kebijakan atau kekuatan militer, tetapi juga pada kemampuan meyakinkan dan membangun pemahaman bersama. 

Sebuah pemerintahan yang gagal berkomunikasi dengan rakyatnya akan kehilangan legitimasi, karena warganya tidak lagi merasa menjadi bagian dari percakapan politik yang seharusnya mereka miliki.

Jika tim komunikasi Prabowo terus berjalan seperti sekarang—dengan pernyataan yang tidak terarah, tanpa koordinasi, dan minim empati—maka krisis demi krisis akan terus berulang. Pemerintah perlu menata ulang cara berbicaranya. Kata-kata bukan sekadar bunyi; ia adalah jembatan yang menghubungkan pemimpin dengan rakyatnya.


*Penulis adalah blogger, peneliti, dan digital strategist. Lulus kuliah di Unhas, UI, dan Ohio University. Kini tinggal di Bogor, Jawa Barat.