Mahasiswa
News
Sosial

Tim 'Surat Kecil untuk Tuhan' Unhas Dorong Anak Kompleks Kusta Bangun Kepercayaan Diri dan Jiwa Wirausaha

MAKASSAR, UNHAS.TV - Suasana Aula Posyandu Kompleks Kusta Jongaya, Kecamatan Tamalate, Kota Makassar Minggu (28/09/2025), berubah menjadi panggung penuh warna.

Anak-anak yang biasanya pemalu kini tampil percaya diri. Mereka membacakan puisi, memainkan drama, hingga bernyanyi di hadapan para tamu.

Pertunjukan tersebut menjadi puncak program “Yay We Did It”, penutup dari rangkaian kegiatan “Surat Kecil untuk Tuhan” yang diinisiasi oleh Tim Program Kreativitas Mahasiswa Pengabdian kepada Masyarakat (PKM-PM) Universitas Hasanuddin Tahun 2025.

Program yang diinisiasi oleh Nursyafira Zahra bersama anggota tim lintas fakultas ini, dirancang untuk menghapus stigma sekaligus menumbuhkan kesejahteraan emosional anak-anak di kompleks kusta.

Sejak awal, tim menyadari bahwa diskriminasi dan self stigma kerap membuat anak-anak merasa rendah diri dan sulit berkembang.

“Program ini lahir dari keprihatinan kami terhadap stigma negatif yang sering membuat anak-anak menutup diri. Padahal, mereka memiliki potensi besar dan layak mendapat kesempatan untuk berani bermimpi,” jelas Nursyafira.

Tidak hanya pentas seni, anak-anak juga menggelar pameran kerajinan tangan yang mereka buat dari bahan bekas. Produk yang mereka hasilkan berupa tas serut, tempat pensil, gantungan kunci, dan hiasan sederhana.

Aktivitas kreatif ini lahir dari pendekatan Entrepreneurial Self-Efficacy, sebuah metode pemberdayaan yang menanamkan keyakinan diri melalui keterampilan wirausaha sejak dini.

Dalam program tersebut, anak-anak diajak mengikuti simulasi bisnis kecil, belajar mengelola ide, hingga berlatih kerja sama dalam kelompok. Mereka diajarkan bahwa kreativitas dapat menjadi peluang, dan kegagalan bukanlah akhir melainkan bagian dari proses belajar.

“Anak-anak perlu diberi ruang untuk mengenal potensi dirinya. Lewat konsep entrepreneurial self-efficacy, kami ingin menanamkan rasa percaya bahwa mereka bisa mandiri dan berdaya, meskipun hidup di lingkungan yang sering mendapat stigma,” tambah Nursyafira.

Acara puncak juga menghadirkan Ketua Perhimpunan Mandiri Kusta (Permata) Nasional, Al-Qadri, yang berbagi kisah perjuangan melawan stigma kusta.

Ia menceritakan pahitnya diskriminasi yang pernah memaksanya putus sekolah dan terpisah dari keluarga. Namun, perjuangannya kini menjadi inspirasi bagi anak-anak untuk tidak menyerah pada keadaan.

Sebagai penutup, anak-anak menampilkan drama yang menggambarkan perjalanan mereka menghadapi stigma hingga menemukan kekuatan diri.

Di akhir sesi, mereka menuliskan impian dan harapan masing-masing dan memasukkan kertasnya dalam Jar of Hopes, sebagai simbol bahwa mereka siap menatap masa depan dengan percaya diri dan kemandirian.

Program PKM-PM Unhas ini bukan hanya sekadar ruang ekspresi, tetapi juga menjadi pijakan awal untuk membangun generasi muda Kompleks Kusta Jongaya yang percaya diri, kreatif, dan berjiwa wirausaha. (*)