
"Iya, desain dan buatan saya," kata Kahar kepada Unhas TV melalui percakapan di WhatsAppp. Kahar yang lahir di Surabaya, 14 Maret 1971 ini tidak menjelaskan lebih rinci karena KSOT ini merupakan alutsista sehingga keunggulannya tidak bisa diumbar ke publik.
Alumni SMP Negeri 6 Makassar dan SMA 2 Makassar ini menyebutkan, KSOT ini sebenarnya merupakan pengembangan dari drone laut atau sea glider "Juku" sejak 10 tahun lalu.
Jika "Juku" lebih diperuntukkan untuk survei karena skalanya kecil, maka KSOT justru dibuat lebih besar dengan fungsi dan tugas yang lebih kompleks. Namun, KSOT dan Juku sama-sama nirawak dan memiliki kemampuan kecerdasan buatan (AI).
Kemampuan Kahar di bidang perkapalan tidak lepas dari latar pendidikannya di bidang arsitektur perkapalan. Kahar sempat merasakan beberapa pekan sebagai mahasiswa Teknik Perkapalan Unhas angkatan 1990 sebelum menerima tawaran beasiswa ke Nagasaki Institute of Aplied Science Jepang ini.
Selepas itu ia melanjutkan pendidikan magister dan doktor di bidang yang sama di Hiroshima University Jepang dan sempat bekerja di perusahaan perkapalan di Jepang selama beberapa tahun.
Keinginannya membangun industri perkapalan yang lebih maju di Indonesia, membuat putra bintara Marinir berpangkat Peltu ini memutuskan kembali ke Indonesia dan mendirikan perusahaan sendiri bernama PT Terafulk Megantara Design. Di perusahaan inilah ia banyak merancang kapal pesanan berbagai negara sembari merancang kapal untuk kebutuhan bangsa Indonesia, termasuk Juku.
Pemerintah rupanya tertarik dengan keahlian penerima Habibie Award ini. Kahar akhirnya menerima tugas sebagai Direktur PT PAL sejak 2021 hingga kemudian dilantik menjadi Wakil Kepala Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) pada 22 Oktober 2024.(*)