Nasional

Tragedi Reruntuhan Mushala Ponpes Al Khoziny: Tim SAR Temukan 61 Jenazah Utuh, Operasi Resmi Ditutup

SIDOARJO, UNHAS.TV - Operasi Search and Rescue (SAR) gabungan di lokasi runtuhnya mushala Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Kecamatan Buduran, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, resmi ditutup hari ini setelah berhasil mengevakuasi seluruh jenazah korban. 

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengonfirmasi bahwa total 63 jenazah ditemukan dari reruntuhan bangunan empat lantai tersebut, dengan 61 di antaranya dalam kondisi utuh.

Deputi Bidang Penanganan Darurat BNPB, Budi Irawan, menyatakan hal ini dalam konferensi pers di posko tanggap darurat Ponpes Al Khoziny pada Selasa (7/10/2025) siang. 

"Seluruh jenazah sudah ditemukan. Dari total itu, 61 dalam kondisi utuh dan ada tujuh berupa potongan tubuh," ujar Budi di hadapan para pewarta. Ia menekankan bahwa area runtuhan kini telah bersih dari material bangunan, sehingga kemungkinan adanya korban tersisa sangat kecil.

Insiden tragis ini terjadi pada Senin (29/9/2025) sekitar pukul 16.30 WIB, saat mushala yang sedang direnovasi tiba-tiba ambruk tanpa didahului gempa atau faktor eksternal lainnya. 

Bangunan tersebut menimpa sekitar 167 santri yang sedang berada di dalamnya, mayoritas remaja putra yang sedang mengikuti kegiatan keagamaan. Hingga kini, total korban selamat mencapai 104 orang, sementara jumlah korban jiwa menjadi salah satu tragedi terbesar di institusi pendidikan Indonesia tahun ini.

Perjuangan Tim SAR yang melibatkan Basarnas, TNI, Polri, BNPB, serta relawan lokal berlangsung selama sembilan hari penuh, menghadapi medan ekstrem. Tim harus merayap dan tengkurap berjam-jam di galian sempit berdiameter 60 cm dan kedalaman hingga 80 cm untuk menjangkau korban di bawah puing beton berton-ton. 

Pada hari-hari awal, penemuan korban masih sporadis: 16 jenazah pada hari keempat, naik menjadi 37 pada hari ketujuh, dan melonjak signifikan menjadi 60 pada Senin (6/10/2025) setelah evakuasi 11-12 jenazah utuh plus lima potongan tubuh.

Puncaknya hari ini, tim SAR menemukan dua jenazah terakhir yang hilang, menutup babak pencarian. "Ini bukan karena alat berat yang merusak, tapi posisi korban yang terjepit reruntuhan berat," jelas Kepala Kantor SAR Kelas A Surabaya, Nanang Sigit, merujuk pada temuan potongan tubuh sebelumnya. 

Proses identifikasi jenazah ditangani tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Jawa Timur di Rumah Sakit Bhayangkara Surabaya, dengan delapan jenazah awal sudah teridentifikasi sejak hari keenam.

Tragedi ini meninggalkan duka mendalam bagi keluarga santri dan warga Ponpes Al Khoziny, yang dikenal sebagai salah satu pesantren tertua di Sidoarjo dengan ribuan alumni. 

Pihak ponpes menyatakan bahwa mushala tersebut dibangun puluhan tahun lalu dan sedang dalam proses perbaikan ringan, meski penyebab pasti ambruk masih diselidiki oleh tim ahli struktur dari Kementerian PUPR.

Presiden Joko Widodo menyampaikan duka cita mendalam dan memerintahkan percepatan bantuan. Pemerintah pusat telah mengalokasikan Rp 50 juta per keluarga korban jiwa dan Rp 10 juta untuk korban luka, ditambah bantuan rekonstruksi ponpes. 

Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, juga hadir di lokasi untuk menyalurkan santunan dan berkoordinasi dengan ulama setempat. Sementara itu, dua santri yang sempat hilang telah dikonfirmasi selamat melalui identifikasi DNA, meski tujuh potongan tubuh masih menunggu verifikasi akhir apakah termasuk korban tambahan. 

"Kami berharap tidak ada lagi korban hilang, dan doa untuk seluruh almarhum semoga husnul khotimah," tutur Budi Irawan.Kejadian ini menjadi pengingat penting akan keselamatan bangunan di fasilitas pendidikan, terutama yang berusia tua.(*)