Kesehatan
Lingkungan

Ubah Limbah Bonggol Jagung Jadi Pupuk dan Pakan, Tim PPK Ormawa Ajak Warga Wujudkan Desa Sehat Aman Limbah

Selain dijadikan pupuk, bonggol jagung juga dapat diolah menjadi pakan ternak dengan melakukan proses pengolahan.

Cara pengolahan melibatkan inokulan unggul (bakteri) dalam proses fermentasi yang membantu meningkatkan nilai nutrisi dari bonggol jagung, menjadikannya sumber pakan alternatif yang kaya serat dan baik untuk ternak.

Program ini mendapat antusias dan dukungan penuh dari masyarakat desa, dengan setiap dusun berkontribusi dalam pengumpulan bonggol jagung dan proses pengolahan.

Pelatihan juga diselenggarakan untuk memberdayakan warga dalam teknik-teknik pengolahan limbah bonggol jagung yang tepat.

Selain itu, kehadiran Tim PPK Ormawa LD Al Aafiyah FKM Unhas juga berhasil mengumpulkan kembali warga yang biasanya sibuk bekerja di kebun.

Sehingga dari jarang memiliki waktu untuk berkumpul bersama, kini mereka dapat berkumpul. Warga sangat senang dengan adanya kegiatan seperti ini.

"Bagus ada kegiatan seperti ini, karena biasanya kami jarang berkumpul, semua sibuk di kebun, nanti ada kegiatan seperti ini baru kita berkumpul lagi," ujar warga di Dusun Maccading yang didengar langsung oleh ketua PPK Ormawa.

Pelaksanaan program sosialisasi dan pelatihan pembuatan pupuk kompos dan pakan ternak dari limbah bonggol jagung diharapkan dapat memberikan manfaat yang luas, baik dari segi ekonomi maupun lingkungan dengan mengolah limbah bonggol jagung menjadi produk yang bernilai.

Program ini dapat menjadi contoh bagi desa-desa lain dalam mengembangkan solusi berkelanjutan untuk masalah limbah dengan menciptakan desa yang lebih sehat dan aman dari limbah.

Kepala Desa Andi Ashar A Pega SSos MSi memberikan apresiasi kepada tim PPK Ormawa dan sangat berbahagia kedatangan tim memberi banyak manfaat.

"Kami sangat berterima kasih kepada mahasiswa Unhas, karena telah melakukan sosialisasi mengenai pengolahan limbah bonggol jagung, yang dulunya dianggap sebagai limbah ternyata dapat dimanfaatkan menjadi pupuk dan pakan," ujar Andi Ashar. (*)

(Rahmatia Ardi/Unhas.TV)