Pendidikan

Unhas Kukuhkan 3 Guru Besar Baru Fakultas Kedokteran, Bidang Neonatologi, Fetomaternal, dan Sistem Imun


Pada kesempatan yang sama, Prof Siti Maisuri Tadjuddin Chalid tampil memberikan orasi kedua dengan menjelaskan gambaran tentang “Fetomaternal : Menjaga dua jiwa dalam satu perjalanan”.

Dalam kesempatan tersebut, Prof Maisuri menjelaskan Kedokteran fetomaternal secara ibnternal dikenal sebagai Maternal-fetal medicine, sebuah cabang obstetric dan ginekologi yang berfokus pada pengasuhan dan pengelolaan kesehatan ibu dan janin.

Dalam Fetomaternal, janin dipandang sebagi pasien, konsep yang dikenal dengan fetus as a patient yang membawa perubahan mendasar cara penangana kehamilan resiko tinggi karena janin tidak dianggap lagi sebagai bagian dari ibu, tapi pasien yang berhak mendapatkan perhatian.



FETOMATERNAL. Prof Dr dr Siti Maisuri Tadjuddin Chalid SpOG SubSpKFm dikukuhkan sebagai Guru Besar Bidang Fetomaternal, Fakultas Kedokteran, dengan nomor keanggotaan 540. (dok Humas Unhas)


Lebih lanjut, Prof Maisuri menjelaskan Kedokteran Fetomaternal merupakan cabang ilmu kedokteran yang secara khusus menangani kesehatan ibu hamil dan janin selama masa kehamilan hingga persalinan.

Bidang ini berfokus pada pencegahan, diagnosis, dan pengelolaan berbagai kondisi medis yang dapat memengaruhi kehamilan, baik yang terkait dengan kesehatan ibu maupun perkembangan janin.

Dengan pendekatan multidisiplin, Kedokteran Fetomaternal memberikan perhatian khusus terhadap gangguan kehamilan berisiko tinggi, seperti diabetes gestasional, hipertensi, serta kelainan genetik atau struktural pada janin.

Melalui pemanfaatan teknologi mutakhir, seperti ultrasonografi 3D/4D dan tes genetik non-invasif, Kedokteran Fetomaternal mampu mendeteksi masalah kesehatan sejak dini dan menyediakan solusi yang tepat.

Kedokteran Fetomaternal hadir sebagai penjaga perjalanan penuh resiko, memastikan bahwa ibu dan janin tidak hanya selamat, tetapi juga memiliki kehidupan dengan pondasi yang kuat dan berkualitas.

Saat ini, jumlah ibu meninggal di Indonesia sangat tinggi yakni 189 kematian per 100 ribu kelahiran hidup, angka ini masih tertinggi di Asia, dimana salah satu penyebabnya adalah preklamsia sebesar 33,7%.

“Setiap kehamilan adalah kisah tentang keberanian, harapan dan tanggungjawab. Menjafa dua jiwa dalam satu perjalanan pada hakikatnya juga menjaga masa depan,” jelas Prof Maisuri.


Pengaruh Cacing pada Sistem Imun

>> Baca Selanjutnya