MAKASSAR, UNHAS.TV – Universitas Hasanuddin melalui Fakultas Kehutanan siap ambil bagian dalam pembangunan berkelanjutan Ibu Kota Nusantara (IKN) dengan menyiapkan rancangan kawasan arboretum seluas 250 hektare.
Desain awal kawasan tersebut dipaparkan dalam forum ekspose yang digelar pada Senin, 14 April 2025, di Ruang Rapat Senat Fakultas Kehutanan Unhas, Tamalanrea, dan diikuti secara daring melalui Zoom.
Hadir dalam kegiatan ini antara lain Rektor Unhas Prof. Dr. Ir. Jamaluddin Jompa, M.Sc., Dekan Fakultas Kehutanan Prof. Dr. Ir. A. Mujetahid M., S.Hut., M.P., serta perwakilan dari Otorita IKN seperti Dr. Myrna Asnawati Safitri (Deputi Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam) dan Dr. Mia Amalia (Deputi Perencanaan dan Pertanahan).
Kegiatan ini juga dihadiri para direktur teknis dari kementerian terkait serta Tim Perancang Arboretum dari Unhas.
Dalam sambutannya, Prof. Mujetahid menyampaikan bahwa desain awal ini disusun sebagai bagian dari kontribusi akademik Unhas untuk kawasan IKN. Pihaknya berharap ekspose ini menjadi wadah dialog dan kolaborasi untuk menyempurnakan konsep ruang terbuka hijau berbasis pendidikan dan konservasi.
“Desain ini masih dalam tahap awal dan kami terbuka terhadap masukan dari berbagai pihak, khususnya OIKN. Kawasan ini nantinya akan menjadi ruang edukatif, tempat riset, serta pusat konservasi biodiversitas,” ungkapnya.
Sementara itu, Rektor Unhas, Prof. Jamaluddin Jompa, menegaskan dukungan penuh terhadap inisiatif ini. Ia menyebut arboretum yang akan dibangun sebagai simbol kehadiran Unhas di IKN, sekaligus kontribusi nyata dalam mewujudkan kota hijau masa depan.
“Kita menyebutnya Ale’na Unhas—sebuah kawasan Hutan Nusantara yang bukan hanya menyerap karbon, tetapi juga memancarkan makna kebangsaan, pluralisme, dan tanggung jawab akademik terhadap bumi,” ujarnya.
Prof. JJ juga menginformasikan bahwa tim lapangan dari Unhas akan segera ditugaskan untuk melakukan survei ke lokasi.
Ketua Tim Pengembang Arboretum, Prof. Dr. Ir. Ngakan Putu Oka, M.Sc., menjelaskan bahwa Ale’na Unhas akan terdiri atas sejumlah blok tematik, termasuk blok pemanfaatan, blok sumber daya genetik, blok unggulan Wallacea, blok pendidikan dan riset, serta blok restorasi. Kawasan ini mengusung multifungsi ruang hijau—ekologis, edukatif, sosial, hingga estetika.
“Konsep ini menempatkan arboretum sebagai ruang terbuka yang hidup, tidak statis. Ia akan menjadi pusat penelitian tropis, pendidikan lapangan, serta destinasi eduwisata yang bisa dinikmati masyarakat,” jelas Prof. Ngakan.
Kegiatan ekspose ini ditutup dengan diskusi panel yang berlangsung hingga pukul 11.00 WITA, memperkuat semangat kolaboratif antara perguruan tinggi, otorita IKN, dan kementerian teknis dalam menyongsong masa depan lingkungan yang lebih berkelanjutan.