News
Sport

Van Dijk Hidupkan Semangat Liverpool, Ini Cerita Dibalik Skor 5-1 Atas Eintracht Frankfurt?

BANGKIT. Virgil van Dijk saat memimpin Liverpool mengkalahkan Eintracht Frankfurt dengan skor 5-1 dalam laga lanjutan Liga Champions di Stadion Anfield, Kamis (23/10/2025). Ternyata sebelum laga, Van Dijk mengajak rekan setimnya membuat rapat yang membawa kebangkitan The Reds setelah kalah 4 kali beruntun. (screenshot the sun)

UNHAS.TV - Ada yang berubah di ruang ganti Liverpool pada Senin (20/10/2025) pagi itu. Sorot mata para pemain lesu, suara sepatu yang biasanya ramai beradu dengan lantai kini terdengar sunyi.

Kekalahan 2–1 dari Manchester United di Anfield, markas yang selama ini menjadi benteng kukuh, terasa seperti tamparan keras.

Empat kekalahan beruntun membuat suasana klub memanas. Namun di tengah sunyi itu, sang kapten, Virgil van Dijk, mengambil alih kendali.

Pemain asal Belanda itu menginisiasi sebuah pertemuan internal. Bukan rapat resmi klub, bukan pula pertemuan yang dihadiri manajer.

Arne Slot, pelatih kepala, sengaja tidak diundang. “Itu bukan rapat krisis,” ujar Van Dijk kemudian dengan senyum tenang setelah laga berikutnya.

“Kami hanya perlu berbicara sebagai sesama pemain. Kami datang bersama, saling mendengar, dan mencoba mengembalikan semangat yang sempat hilang.”

Rapat yang berlangsung selama hampir satu jam di kompleks latihan AXA Training Centre itu ternyata menjadi titik balik.

Dua hari kemudian, Liverpool tampil bak tim yang baru lahir. Mereka menghancurkan Eintracht Frankfurt 5–1 dalam laga Liga Champions di Anfield, permainan terbaik mereka dalam beberapa pekan terakhir.

“Apakah suasananya sempat suram? Ya, sebelum pertemuan itu. Tapi setelahnya, semua kembali hidup,” ujar bek berusia 34 tahun itu kepada wartawan seusai laga.

“Pada hari Senin semua orang masih kecewa, tapi setelah kami bicara jujur satu sama lain, kami merasa lebih ringan,” ujar mantan pemain Glasgow Celtic.

Van Dijk mengakui, langkahnya itu bukan hal yang biasa ia lakukan. “Saya tidak melakukan ini setiap kali kami kalah,” katanya.

“Tapi situasinya waktu itu membutuhkan sesuatu yang berbeda. Dan saya rasa kami semua butuh bicara tanpa tekanan, tanpa kamera, tanpa pelatih. Hanya kami,” lanjutnya.

Langkah Van Dijk menggambarkan peran seorang kapten sejati di tengah masa transisi Liverpool. Setelah kepergian Jürgen Klopp, tim asuhan Arne Slot masih mencari ritme.

Empat kekalahan beruntun sempat memunculkan desas-desus keretakan hubungan di ruang ganti, terutama antara pemain senior dan jajaran pelatih baru. Namun kemenangan telak atas Frankfurt menepis isu itu—setidaknya untuk sementara.

Slot sendiri, yang disebut tidak hadir dalam rapat, mengakui inisiatif Van Dijk sebagai bentuk kedewasaan tim.

“Itu hal positif,” katanya singkat dalam konferensi pers menjelang laga melawan Brentford. “Sebagai pelatih, saya senang melihat pemain mengambil tanggung jawab dan menyelesaikan hal-hal di antara mereka.”

Di lapangan, hasilnya nyata. Liverpool bermain agresif, penuh energi, dan saling percaya. Darwin Núñez membuka gol lewat sundulan cepat, disusul brace dari Mohamed Salah yang seolah menghapus kegelisahan pekan lalu. Wajah-wajah yang sebelumnya murung kini kembali cerah di lorong stadion.

Bagi Van Dijk, kemenangan itu bukan sekadar soal skor. “Yang paling penting adalah kami kembali menikmati permainan,” katanya.

“Kami semua sadar, tekanan akan selalu ada. Dunia sekarang penuh dengan kebisingan—orang-orang di luar sana selalu punya pendapat, selalu merasa tahu lebih baik. Tapi kami harus fokus pada diri sendiri,” tambahnya.

Ucapan itu seperti pesan yang ditujukan bukan hanya untuk rekan setimnya, tapi juga kepada publik Anfield yang menuntut konsistensi. Van Dijk tahu, satu kemenangan belum berarti Liverpool sepenuhnya pulih. Namun, sebagai pemimpin, ia percaya fondasi kebersamaan yang kembali dibangun bisa menjadi titik awal kebangkitan.

Kini, menjelang laga Premier League melawan Brentford besok malam, Liverpool kembali memikul harapan besar. Slot menyiapkan rotasi ringan, sementara Van Dijk memastikan timnya tetap “satu suara.”

“Kami sudah punya debrief resmi dengan pelatih,” ujarnya menutup wawancara. “Tapi kali ini, biarlah saya yang berbicara di lapangan.”

Dari ruang ganti yang sunyi ke kemenangan gemilang di Anfield, langkah sederhana Van Dijk membuktikan bahwa kepemimpinan tidak selalu datang dari taktik pelatih. Kadang, ia muncul dari keheningan—dan keberanian seorang kapten untuk memulainya. (*)