Kuliner

War Takjil, Nonis Ikut Keseruan Berburu Takjil Buka Puasa, Begini Komentarnya?

UNHAS.TV - Berburu takjil menjadi momen yang menyenangkan di Bulan Suci Ramadhan, sambil menunggu waktu berbuka puasa. Pada momen ini, sebagian umat muslim membeli jajanan takjil di pinggir jalan.

Takjil dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) artinya mempercepat (dalam berbuka puasa). Kata takjil ini merupakan serapan dari bahasa arab yaitu kata 'ajila’ yang berarti menyegerakan.

Berawal dari kata bahasa arab inilah, takjil kemudian mengandung perintah untuk tidak menunda-nunda saat buka puasa.

Hanya saja, makna dalam pemahaman masyarakat Muslim di Indonesia, takjil dimaknai dengan kehadiran menu makanan untuk buka puasa.

Biasanya jajanan takjil mulai tersedia pada pukul 15.00 sore hari hingga sebelum masuk waktu sholat tarawih.

Baru-baru ini viral tentang "War Takjil" yang memiliki arti para pemburu takjil yang tidak hanya berasal dari masyarakat muslim saja, namun para nonIslam (nonis) juga ikut berburu takjil.

Terkait nonis yang juga berburu takjil, beberapa pendeta juga turut merekomendasikan jemaatnya untuk meramaikan tren tersebut.

Lantas seperti apa keseruan berburu takjil di bulan ramadhan kali ini? Bagaimana respon masyarakat terkait fenomena War Takjil tersebut?

Seorang penjual takjil, Sumiati dengan usaha “Kedai Mama Ikram”, mengaku telah standby sejak pukul 14.00 Wita. Ini dilakukan Sumiati dikarenakan jarak yang ia tempuh dari rumahnya ke lokasi berjualan cukup jauh.

Namun hal tersebut terbayarkan dengan dagangan yang ludes. Para pembeli, sebut Sumiati, antusias membeli hidangan yang ia pasarkan bersama suaminya.

>> Baca Selanjutnya